kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

Pana Oil mengincar 5% pasar pelumas industri


Senin, 23 April 2018 / 06:22 WIB
Pana Oil mengincar 5% pasar pelumas industri
Pabrik pelumas Pana Oil Indonesia


Reporter: Azis Husaini | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Produsen pelumas lokal, PT Pana Oil Indonesia, sister company PT Nusaraya Putramandiri, menargetkan penjualan oli untuk industri hingga 5 juta liter tahun ini. Untuk tahun depan perusahaan ini menargetkan naik lagi menjadi 7,5 juta liter.

Saat ini Pana Oil memiliki pabrik yang dioperatori oleh Nusaraya Putramandiri di Cilegon, Banten, dengan kapasitas terpasang 120 juta liter per tahun. Sebanyak 115 juta liter oli dipasok untuk kebutuhan kliennya yang merupakan brand oli internasional.

Raymond Widjaja, Direktur PT Pana Oil Indonesia, mengungkapkan, perusahaan ini memiliki pabrik oli yang berlokasi di Kawasan Industri Krakatau Steel, Cilegon dan berdiri tahun 2001. Pabrik tersebut melayani sejumlah merek pelumas global.

Selain memasok merek lain, kini perusahaan itu ingin membesarkan brand sendiri. "Tahun 2015 kami membikin brand sendiri namanya Pana Oil khusus industri," ungkap Raymond, akhir pekan lalu.

Dia berharap, Pana Oil bisa mengail di ceruk pasar. "Targetnya menguasai 5% market share dulu," ungkapnya.

Selama ini, pasar oli industri dibanjiri lebih dari 100 merek dengan mayoritas oli impor. Padahal, ada sekitar empat sampai lima produsen oli domestik yang memiliki pabrik oli berkapasitas besar, termasuk milik Pana Oil Indonesia.

Sebagai gambaran, pemakaian oli untuk ritel maupun korporasi di Indonesia tahun 2017 sebanyak 800 juta liter. Sekitar 45% berasal dari impor. Padahal kapasitas oli nasional sudah 1,2 miliar per tahun. "Inilah kenapa pemerintah tak suka adanya oli impor, termasuk akan menerapkan SNI pelumas," imbuh dia.

Dia berharap pemerintah dan kalangan industri bisa mendukung produksi oli lokal. Apalagi, kualitas oli lokal sudah setara dengan oli internasional. "Buktinya klien kami itu brand internasional," klaim dia tanpa menyebut merek yang dipasoknya itu.

Untuk terus memperbesar perusahaan, Raymond bilang, pihaknya sedang merencanakan untuk go public. "Kami ada rencana IPO, ada rencana untuk ekspor juga meski sekarang masih fokus untuk domestik," ujarnya.

Manajemen PT Nusaraya Putramandiri juga sedang merencanakan ekspansi penambahan pabrik pelumas. "Kami sedang mencari lahan di sekitar Cilegon," katanya.

Chief Executive Officer Pana Oil Indonesia Effendy Liemuel menambahkan, model bisnis perusahaan saat ini memang masih business to business (B to B) bukan business to customer (B to C). "Kalau B to B biasanya jangka panjang, kontraknya bisa tahunan," ungkap dia.

Beberapa klien besar perusahaan ini adalah PLN untuk pembangkit di Kalimantan, Kideco Jaya Agung untuk pertambangan batubara, pabrikan otomotif, dan perusahaan perkebunan. "Pasokan terbesar ke industri pertambangan untuk alat beratnya," ujarnya

Pemakaian alat berat di industri tambang tergolong besar dengan jangka waktu pendek sehingga volume oli yang dibeli besar. Saat ini Pana Oil memiliki 90 jenis produk oli. "Tahun ini kami mengejar penjualan 5 juta liter, tahun depan 7,5 juta liter," kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×