kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45910,28   -13,21   -1.43%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pasar properti menengah ke atas mulai bergairah


Rabu, 29 November 2017 / 21:09 WIB
Pasar properti menengah ke atas mulai bergairah


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Dessy Rosalina

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penjualan proyek properti menengah ke atas sejumlah pengembang sejak memasuki semester II 2017 tercatat cukup bagus terutama di rentang Rp 1 miliar-Rp 9 miliar. Padahal, secara umum pasar properti masih dilanda lesu.

Setelah PT Intiland Develoment Tbk (DILD) sukses memasarkan proyek mixed use barunya bertajuk Fifty Seven Promande pada akhir Agustus 2017. Pengembangan proyek lain juga terbilang sukses.

Intiland memasarkan dua tower apartemen premium sebanyak 496 unit di Fifty Seven Promande yang dilego dengan harga Rp 50 juta-Rp 55 juta per meter persegi (m2) atau Rp 2,8 miliar -Rp 9 miliar per unit.

Penjualan proyek yang letaknya di Kebon Kacang tersebut sukses dan unit yang ditawarkan sudah hampir ludes terjual.

Sementara PT Grahabuana Cikarang juga tergolong sukses memasarkan proyek apartemen Kawana Golf Residence yang dikembangkan di Jababeka. Proyek apartemen sewa yang ditujukan untuk mengincar ekspatriat Jepang ini dijual ke investor dengan harga Rp 28 juta per m2 atau sekitar Rp 1,03 miliar- Rp 2,1 miliar.

Kawana Golf Residence dibangun satu tower sebanyak 234 unit yang dipasarkan secara bertahap. Tahap I, telah dipasarkan 78 unit sejak akhir Oktober dan kini sudah terjual sekitar 90%.

Adapun PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) sukses memasarkan proyek residensial dan komersial di Serpong dan Bandung.

SMRA meluncurkan proyek terbaru di Summarecon Serpong bertajuk Symphonia. Ini merupakan proyek perumahan yang akan dikembangkan secara kluster di lahan seluas 200 hektare (ha).

Saat diluncurkan pada 28 Oktober 2017, SMRA berhasil menjual 363 unit rumah tapak yang dihadirkan dalam dua kluster yaitu Verdi dan Vivaldi yang masing-masing dipasarkan mulai dari harga Rp 1,06 miliar dan Rp 2,04 miliar.

Di Bandung, SMRA berhasil menjual 73 unit ruko pada produk terbaru bertajuk ruko Ruby Commercial dan Topaz Commercial yang dirilis pada Sabtu (25/11).

Adapun ruko Ruby Commercial ditawarkan dengan harga mulai dari Rp 2,8 miliar dengan tipe lebar 5 meter hingga Rp 6,5 miliar dengan tipe lebar 10 meter. Sementara Topaz Commercial yang ditawarkan dengan harga Rp 2,6 miliar dengan tipe lebar 5 meter hingga Rp 5 miliar dengan tipe lebar 8 meter.

Sedangkan PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN) juga mendapatkan permintaan yang cukup tinggi untuk rencana pengembangan proyek baru di Bandung bertajuk Podomoro Park Buah Batu. Ini merupakan proyek kota Mandiri yang akan dibangun di lahan 100 ha.

APLN belum resmi merilis proyek tersebut, namun sudah mulai melakukan test pasar dengan menawarkan nomor urut pemesanan (NUP) sejak bulan lalu. Hingga saat ini, perusahaan sudah mendapatkan pemesanan sebanyak 300 unit.

Tahap pertama, APLN baru menawarkan 500 unit rumah tapak dua lantai di tiga kluster yaitu Amagriya Eka dan Amagriya Dwi dengan ukuran tipe mulai dari 6x15, serta kluster premium Anapuri Eka dengan ukuran tipe mulai dari 8x20 meter. Harga rumah yang ditawarkan diabnderol mulai Rp 1,3 miliar - Rp 4,5 miliar.

President Director PT Grahabuana Cikarang, Sutedja Darmono mengatakan, pasar proyek menengah ke atas sebetulnya namun diperlukan strategi untuk menghadirkan produk yang menarik untuk menggairahkan keinginan segmen tersebut untuk berinvestasi.

"Kalau produk yang dihadirkan menarik dan menjanjikan yield yang menarik maka kami percaya akan diserap pasar seperti proyek Kawana Golf Residence," katanya di Jakarta, Selasa (28/11).

Sebelumnya, Archied Noto Pradono, Direktur Penanaman Modal DILD mengatakan, sebetulnya orang yang memiliki uang masih cukup banyak. Namun di tengah kondisi ekonomi yang masih lesu, banyak investor memilih menahan diri untuk melakuka investasi di sektor properti.

Menurut Archied, pengembang perlu melakukan strategi bagaimana untuk menggairahkan pasar segmen atas tersebut. Caranya dengan mengeluarkan produk yang menarik dan berbeda.

"Investor saat ini sangat berhati-hati walaupun sebetulnya mereka mempunyai uang. Mereka hanya akan mau berinvestasi jika proyek yang ditawarkan menarik," kata Archied.

Senada, Andy Natael, Founder konsultan properti Pro-Jek juga melihat bahwa pasar properti kelas menengah ke atas masih sangat besar. Jika pengembang menghadirkan proyek yang berbeda dan memiliki prospek yang bagus maka akan tetap diserap pasar meskipun secara umum pasar properti saat ini masih lemah.

"Jadi untuk menarik pasar menengah ke atas ini tergantung startegi pengembang menghadirkan proyek yang menarik," kata Andy.

Sementara Adrianto P Adhi, Direktur Utama SMRA melihat, kesuksesan perusahaan dalam memasarkan produk residensial dan komersial di Serpong dan Bandung baru-baru ini adalah bukti bahwa pasar properti telah kembali bergairah, khususnya terhadap produk-produk properti yang berkualitas.

Oleh karena itu, Adrianto semakin optimistis bahwa prospek bisnis properti di tahun 2018 akan lebih baik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×