kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pemerintah akan mengembangkan energi nuklir


Selasa, 16 Juli 2013 / 13:34 WIB
Pemerintah akan mengembangkan energi nuklir
ILUSTRASI. Nasabah melakukan transaksi di depan poster aplikasi Livin' by Mandiri di Jakarta, Jumat (14/1)./pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/14/01/2022.


Sumber: Tribunnews.com | Editor: Dikky Setiawan

JAKARTA. Pasokan energi fosil yang digunakan sebagai bahan bakar minyak dalam negeri semakin menipis. Hal ini disebabkan konsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM) yang melebihi kuota dalam negeri sampai mengimpor.

Gusti Muhammad, Menteri Riset dan Teknologi, menilai energi nuklir bisa menjadi salah satu opsi pengganti energi fosil. Jika memang dibutuhkan, pemerintah pun segera mengembangkan energi nuklir untuk kebutuhan dalam negeri.

"Kalau persediaan (energi fosil) kita kurang, mengapa tidak mencoba mengembangkan nuklir," ujar Gusti di rapat koordinasi Dewan Energi Nasional (DEN), di kantor Kementerian Perindustrian, Senin (15/7/2013).

Gusti menjelaskan, jika ingin mengembangkan tenaga nuklir, harus dari sekarang. Pasalnya untuk mengembangkan energi nuklir membutuhkan waktu yang cukup lama. "Katakanlah, dikembangkan dari sekarang. Sepuluh tahun baru jadi," jelas Gusti.

Gusti mengaku Indonesia sangat kaya akan pasokan energi nuklir. Gusti mencontohkan di Kalimantan Barat terdapat banyak uranium yang bisa diolah jadi energi nuklir. Sedangkan di Bangka Belitung kajian energi nuklir sudah selesai. "Kita ada barangnya, kok," kata Gusti

Dari hasil kajian Satuan Khusus Kerja Hulu Migas, pasokan energi fosil di dalam negeri hanya cukup untuk sampai 10 tahun mendatang. Setelah 10 tahun, Indonesia diprediksi krisis energi.

Alasan pemerintah belum mengembangkan energi nuklir, karena masih banyak energi alternatif yang bisa dipakai menggantikan energi fosil. Selain itu energi nuklir memiliki risiko yang sangat berbahaya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×