kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pengembang listrik PLTU akan agresif tambah aset


Kamis, 19 Oktober 2017 / 14:04 WIB
Pengembang listrik PLTU akan agresif tambah aset


Reporter: Pratama Guitarra | Editor: Rizki Caturini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Para pengusaha batubara yang memiliki bisnis inti pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) bersorak-sorai. Mereka menyambut positif rencana pemerintah memprioritaskan pengembangan proyek PLTU yang akan dituangkan ke dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) periode 2018–2027

Misalnya saja, PT Adaro Energy Tbk. Wakil Presiden Direktur PT Adaro Power, Dharma Djojonegoro menyatakan, pihaknya siap mendukung rencana pemerintah. Hal itu sejalan dengan visi Adaro Power untuk mengembangkan pembangkit khususnya PLTU. "Kalau memang kebutuhannya PLTU, kami siap mendukung. Apalagi kami jelas punya pengalaman dan jejak rekam yang terbukti dalam mendanai dan membangun PLTU baik di Jawa maupun di luar Jawa," terangnya kepada KONTAN, Rabu (18/10).

Ia bilang, sektor ketenagalistrikan merupakan sektor strategis bagi Adaro, di samping pertambangan batubara, jasa pertambangan, dan logistik. Bahkan, Adaro sangat berminat mengembangkan pembangkit listrik non batubara, termasuk PLTGU dan PLT Surya. "Prinsipnya Adaro menyesuaikan dengan kebutuhan pasar dan pelanggan untuk membangun PLTU," ujarnya.

Tahun 2015-2020 Adaro akan berusaha ikut berkontribusi dalam program 35.000 megawatt (MW). Daya pembangkit yang akan dioperasikan Adaro direncanakan mencapai 8.000 MW.

Setali tiga uang, Sekretaris Perusahaan PT Bukit Asam Tbk (PTBA) Suherman bilang, pembangunan PLTU berbasis batubara merupakan bagian strategi nasional. Cadangan batubara relatif cukup besar

Dukungan itu, kata Suherman, berangkat dari pengalaman PTBA mengembangkan, membangun dan mengoperasikan PLTU, serta didukung kemampuan finansia "Saat ini PTBA telah mengelola proyek PLTU berkapasitas ekitar 1.500 MW, dan direncanakan meningkat menjadi sekitar 5.000 MW secara bertahap terutama di wilayah Sumatra," tandasnya.

Dirut Indika Energy M. Arsjad Rasjid juga sepakat. "Bila diberikan kesempatan dengan return memadai kami akan mempertimbangkan untuk menambah investasi PLTU," terangnya.

Dirjen Ketenagalistrikan Kementerian ESDM, Andy Noorsaman Sommeng menyatakan, pembangunan pembangkit yang memakan waktu lama akan tetap menjadi prioritas pembangunan. "Paling reskedul," katanya.

Dalam perencanaan yang ada justru pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) yang akan dimundurkan . Ini karena pengerjaan konstruksi PLTG jauh lebih cepat ketimbang PLTU. "PLTG ditaruh paling belakangan karena gampang," klaimnya.

Dia menjelaskan, keyakinan pemerintah terhadap penyelesaian proyek 35.000 MW tidak akan meleset jauh dari target karena masalah administratif berbagai proyek sudah hampir rampung. Jika memang ada penjadwalan ulang pembangunan hanya menyisakan proses konstruksi. "Tahun 2020 ini tidak ada lagi perencanaan, mungkin konstruksi," terangnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×