kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pengembang mulai bermain kembali di segmen atas


Rabu, 23 Agustus 2017 / 21:16 WIB
Pengembang mulai bermain kembali di segmen atas


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - Pasar properti residensial segmen atas tampaknya akan mulai bergairah kembali setelah lesu dalam beberapa tahun terakhir. Pasalnya, sejumlah pengembang mulai berani meluncurkan proyek-proyek properti segmen tersebut.

PT Intiland Development Tbk (DILD) misalnya akan meluncurkan dua tower apartemen segmen atas di kawasan Kebon Melati, Jakarta Pusat bertajuk City57 dan Sky57 dengan total kapasitas 496 unit pada 26 Agustus 2017. Proyek ini akan dijual dengan harga Rp 50 juta-Rp 55 juta per meter persegi (m2) atau sekitar Rp 2,8 miliar -Rp 9 miliar per unit.

Ini adalah bagian dari tahap pertama pengembangan proyek terbaru Intiland yakni Fifty Seven Promenade di lahan seluas 3,2 hektare (ha). Setelah tes pasar, minat konsumen untuk membeli produk apartemen ini cukup bagus sehingga DILD optimistis bisa meraup marketing sales jauh dari target awal yakni Rp 520 miliar tahun ini.

"Minat pasar sangat bagus. Kami berharap ini bisa mendobrak pasar segmen atas yang selama ini lesu karena investor atau konsumen masih memilih wait and see," kata Archied Noto Pradono, Direktur Pengelolaan Modal dan Investasi Intiland di Jakarta, Selasa (22/8).

Archied mengatakan, kemungkinan pihaknya akan menaikkan target marketing sales tahun ini dari Rp 2,3 triliun dengan adanya minat pasar yang begitu bagus terhadap proyek apartemen yang akan dirilis.

PT Adhi Persada Properti (APP) juga akan melakukan hal yang sama. Perusahaan ini akan meluncurkan apartemen mewah di kawasan Jalan Sinabung, Jakarta Selatan bertajuk The Padmayana sebanyak satu tower dengan total unit 145 di lahan seluas 4.400 m2.

Proyek apartemen ini akan diluncurkan pada September 2017 mendatang dan akan dibanderol dengan harga Rp 46 juta per m2 atau dimulai dengan harga Rp 3 miliar -Rp 20 miliar tergantung ukuran unitnya.

Wahyuni Sutrantri, Direktur Pemasaran APP mengatakan, pihaknya berani merilis proyek premium tahun ini karena ingin melayani kelas atas. Pasalnya, APP ingin seluruh lapisan masyarakat bisa merasakan dan menikmati pelayan dan kualitas khas Adhi Persada Properti.

Menurut dia, animo masyarakat untuk membeli The Padmayana sejauh ini cukup bagus. "Kalau dilihat dari animo masyarakat yang bagus, kami merasa pasar high end mulai bergairah," ungkapnya pada KONTAN.

APP sudah mulai membuka pernyataan minat untuk proyek ini sejak 12 Agustus 2017 lalu pada pameran perumahan IPEX 2017 yang digelar di Jakarta Convention Center.

Kemudian, ada Patrajasa yang juga berencana mulai melakukan soft launching apartemen premium di kawasan Kuningan Jakarta Selatan dengan nama Patra Oil Village. Proyek yang rencananya akan dibangun tiga tower dengan kapasitas 800-1.000 unit di lahan 2,4 ha tersebut akan dijual dengan harga di kisaran Rp 40 jutaan per m2.

Sedangkan PT PP Properti belum berencana meluncurkan proyek segmen atas. Perusahaan ini hanya berani merilis proyek menengah atas di lokasi yang cukup strategis dengan harga mulai Rp 1,2 miliaran seperti proyek Grand Samaya Surabaya yang dirilis sejak Mei 2017 lalu.

Indaryanto, Direktur Keuangan PP Properti melihat, pasar segmen menengah atas bergairah tercermin dari hasil penjualan pemasaran Grand Samaya yang sudah mencapai Rp 440 miliar. Indar optimistis, pasar properti akan semakin membaik terutama dengan tren penurunan suku bunga.

Pencapaian marketing sales PP Properti hingga Juli yang tumbuh hingga 150% mencapai Rp 1,9 triliun. "Tren suku bunga ini akan terus memacu penjualan properti," kata Indar.

Senada, Ferry Salanto, Senior Associate Director Research Colliers International melihat, tren industri properti secara keseluruhan memang sedang bergerak naik karena secara makro Bank Indonesia sudah mulai percaya diri menurunkan suku bunga. "Momen ini akan ditangkap pengembang dan pasar untuk bergerak naik," kata Ferry.

Namun, menurut Ferry, pasar residensial segmen atas saat ini belum terlalu bergerak. Ferry memperkirakan, segmen ini baru akan naik dalam dua tahun ke depan.

Ferry melihat keberanian pengembang mulai menyasar segmen atas karena mereka menangkap kondisi makro yang semakin baik. "Sebetulnya bicara pasar segmen atas, uang mereka ada, hanya mereka menahan diri untuk beli, menunggu perkembangan kondisi ekonomi," jelasnya.

Kemudian, lanjut Ferry, perkembangan pasar atas itu juga tergantung pada produk properti yang tersedia. Jika pengembang mampu menawarkan produk yang berbeda dan strategis tentu bisa mendorong segmen ada mulai berani membelanjakan uangnya ke properti.

Sementara sejauh ini, Ferry belum melihat bahwa program amnesti pajak mulai masuk ke sektor properti. Dia melihat, imbal hasil dari instrumen investasi yang lain lebih tinggi dibanding dengan pasar properti segmen atas yang muaranya akan ke pasar sewa. "Untuk meyakinkan pasar segmen atas untuk spending adalah dengan meyakinkan bahwa kondisi ekonomi dan politik semakin stabil. Jika ekonomi bergerak naik maka pasar sewa akan bergerak ke atas," jelaas Ferry.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×