Reporter: Ivana Wibisono | Editor: Rizki Caturini
KONTAN.CO.ID - Ketimbang XXI dan CGV Cinema, Flix Cinema atau Cinemaxx memang masih anak kemarin sore. Namun Flix Cinema dan Cinemaxx yang masing-masing tergabung di dalam grup perusahan properti, memiliki keleluasaan mengembangkan bioskop di jaringan properti sister company.
Flix Cinema mengawali debut perdana di PIK Avenue Mall, Jakarta sejak akhir Mei 2017. PIK Avenue Mall adalah pusat perbelanjaan milik Agung Sedayu Group. Tiga bulan setelahnya atau 8 Agustus 2017, mereka hadir di Grand Galaxy Park di Bekasi, Jawa Barat.
Kemunculan Flix Cinema di Grand Galaxy Park sekaligus menggantikan CGV Cinema. "Ke depan, bioskop di mall-mall milik Agung Sedayu Group akan diganti dengan Flix," kata Nazyra C. Noer, Head of Branding and Marketing Consultant Flix, saat dihubungi KONTAN, akhir pekan lalu.
Target lokasi Flix Cinema berikutnya adalah di Mall of Indonesia dan Jalan TB Simatupang, Jakarta. Target realisasinya pada tahun 2018-2019. Nilai investasi satu studio Flix Cinema antara US$ 350.000 sampai US$ 400.000 .
Meski mengincar lokasi di jaringan induk usaha, Flix Cinema tak menutup peluang di lokasi lain. Namun, itu adalah target jangka panjang.
Sebelum Agung Sedayu Group, Lippo Group sudah lebih dahulu mengisi pusat perbelanjaannya dengan Cinemaxx. Dalam catatan KONTAN tahun lalu, PT Nusantara Sejahtera Raya akan menutup sekitar 100 layar sampai tahun 2019, karena bioskop XXI digantikan Cinemaxx.
Namun setali tiga uang, Lippo Group juga tak menutup peluang ekspansi non-jaringannya. Apalagi, belakangan XXI dan CGV Cinema terlihat membangun kerjasama bisnis dengan peritel.
"Kami terbuka dengan pihak manapun, baik jaringan peritel ataupun jaringan mall lain, sepanjang lokasi tersebut memang baik dan potensial untuk membangun bioskop," ujar Willy Sutanto, Head of Marketing Cinemaxx. Mereka tercatat mengoperasikan 129 layar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News