Reporter: Febrina Ratna Iskana | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Proyek Indonesia Deepwater Development (IDD) tahap kedua terus berjalan. Setelah sempat tertunda karena harga minyak yang turun tajam.
Kini proyek IDD tahap kedua yang terdiri dari pengembangan Lapangan Gendalo dan Gehem sudah masuk tahapan penyelesaian Pre Front End Engineering and Design (Pre FEED).
Kepala Divisi Program dan Komunikasi Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Wisnu Prabawa Taher menyebut secara teknis proses Pre-FEED Gendalo Gehem sudah capai 70%.
Wisnu memproyeksi Pre-FEED Gendalo-Gehem bisa selesai pada pertengahan tahun 2018. Pre-FEED Gendalo-Gehem telah dimulai pada Desember 2017.
"Pre-FEED IDD sudah progress secara teknis 65%-70%. Diperkirakan selesai Juni 2018,"kata Wisnu kepada Kontan.co.id pada Senin (23/4).
Dengan begitu diharapkan Chevron bisa segera menyusun revisi Plan of Development (POD). Pasalnya hasil Pre-FEED tersebut sebagai data pendukung menyusun revisi POD I.
Di sisi lain, Chevron tampak optimistis menggarap proyek IDD tahap kedua ini. Selain harga minyak yang cenderung stabil, Chevron juga mengklaim bisa mengurangi biaya operasi dalam mengembangkan proyek Gendalo-Gehem nantinya.
Pengurangan biaya tersebut berasal dari optimalisasi konsep pengembangan dan dasar penyederhanaan rancangan menunjukkan pengembangan modal dan pengurangan biaya operasional yang signifikan. Sayangnya baik pihak Chevron maupun SKK Migas masih tutup mulut terkait jumlah penurunan biaya proyek Gendalo-Gehem.
Seperti diketahui, Chevron (sebagai operator) memegang 63% saham kepemilikan di Proyek IDD (secara agregat), bersama mitra joint venture lainnya, yaitu Eni, Tip Top, PHE, dan para mitra Muara Bakau.
Chevron berkomitmen untuk terus mendukung Indonesia dalam mengembangkan sumber daya energi, baik di darat maupun lepas pantai.
Chevron Indonesia menjadi salah satu produsen minyak mentah terbesar di Indonesia dengan lapangan-lapangan migas darat di Riau, Sumatra dan lapangan-lapangan migas lepas pantai di Kalimantan Timur.
Chevron mencatat telah mencapai lebih dari 13 miliar barel minyak untuk pemenuhan kebutuhan energi dan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Dalam mengoperasikan blok migas, Chevron bekerja di bawah pengawasan SKK Migas berdasarkan kontrak kerja sama atau Production Sharing Contract (PSC).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News