kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45913,72   -9,77   -1.06%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Penjualan lahan industri masih rendah di kuartal I


Senin, 02 Mei 2016 / 11:02 WIB
Penjualan lahan industri masih rendah di kuartal I


Reporter: RR Putri Werdiningsih | Editor: Dikky Setiawan

JAKARTA. Pengembang kawasan industri berharap penjualan lahan industri di kuartal II-2016 bisa meningkat. Pasalnya, sepanjang kuartal I-2016 lalu, calon pembeli lahan industri masih belum merealisasikan pembelian lahan. 

"Belum ada yang deal di kuartal I-2016 tapi harusnya di kuartal II ada yang deal," ujar Erlin Budiman, Hubungan Investor PT Surya Semesta Internusa Tbk kepada KONTAN, Minggu (1/5).

Erlin mengklaim, pasca keluarnya paket stimulus ekonomi tahun lalu, penjualan lahan industri naik di kuartal III-2015 hingga kuartal IV-2015. Tapi, masuk awal tahun justru stagnan. Padahal harga lahan industri Surya Semesta seperti di Suryacipta Karawang masih belum naik yakni masih kisaran US$ 170 per meter persegi (m²).

Pun demikian beberapa pengusaha dari industri konstruksi material, produk konsumer, makanan dan minuman serta otomotif sempat bertanya soal lahan industri ke pengembang ini. Tapi masih belum ada tindak lanjutnya. 

Namun, hasil ini tidak menyurutkan nyali perusahaan dengan kode saham SSIA ini untuk melanjutkan ekspansi lahan industri di Subang.  Setelah mengantongi lahan 360 hektar (ha) di akhir 2015, pengembang ini berniat melanjutkan pembebasan lahan hingga 660 hektar di lokasi yang sama di akhir tahun ini.

Soalnya, SSIA sudah mengantongi izin lahan industri hingga 2.000 ha di sana. "Kami targetkan lahan dekat dengan jalan tol. Jadi kami bisa bangun akses langsung dari jalan tol," paparnya. 

Kondisi tak jauh berbeda dirasakan oleh PT Modernland Realty Tbk (MDLN) di kawasan industri  Modern Cikande, Serang Banten. Menurut Cuncun Wijaya, Head of Investor Relation Modernland Realty, saat ini sudah ada pemintaan dari perusahaan asal Jepang, Malaysia, Korea dan China. Tapi, kesepakatan masih belum diputuskan. 

Menurutnya, kondisi bisnis lahan industri di kuartal satu memang stagnan. Dari target pra penjualan lahan industri pada tahun ini yang MDLN patok 160 ha, penjualan lahan industri di kuartal I-2016 lalu baru sekitar lima hektare. 

Meski penjualan lahan industri agak seret di kuartal satu, Modernland diuntungkan dengan kenaikan harga lahan industri di Cikande. Bila tahun lalu sekitar Rp 1,7 juta per m², kini sudah mencapai Rp 2 juta per m². 

Cuncun optimistis harga lahan industri Cikande bakal terus menanjak bila pihaknya sudah mengoperasikan pintu keluar jalan tol Jakarta - Merak di km 52 Cikande yang masih tahap konstruksi. 

Tondy Suwanto, Direktur PT Puradelta Lestari Tbk, pengembang Kota Deltamas juga berharap penjualan lahan industri bisa tumbuh di paruh kedua tahun ini. Salah satu lini bisnis Grup Sinar Mas ini juga mengelola lahan industri di Deltamas. Tahun ini, Puradelta menargetkan penjualan lahan industri 50 hektare sampai 60 hektare. 

Sedangkan menurut Direktur PT Intiland Development Tbk Archied Noto Pradono,  Intiland memilih mengerem ekspansi lahan kawasan industri karena kondisi ekonomi masih belum pulih betul. 

Pengembang ini juga menghentikan rencana ekspansi kawasan industri di Demak  Jawa Tengah maupun Jombang, di Jawa Timur.  

Sejauh ini, Intiland masih fokus di penjualan lahan industri di kawasan industri Ngoro, Mojokerto, Jawa Timur yang memasuki tahap II. Total lahan yang tersedia di pengembangan tahap kedua ini ada 245 hektare. 

Lahan industri tahap I seluas 220 hektare sudah tandas terjual. "Saat ini yang tersisa dari tahap dua tinggal 40 hektare," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×