kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45927,64   6,18   0.67%
  • EMAS1.325.000 -1,34%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Penjualan smartphone masih stagnan


Minggu, 26 November 2017 / 22:44 WIB
Penjualan smartphone masih stagnan


Reporter: Agung Hidayat | Editor: Dessy Rosalina

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penjualan smartphone cenderung cenderung stagnan sampai di kuartal ketiga tahun ini. Berdasarkan laporan Internet Data Center (IDC), penjualan smartphone di Indonesia berjumlah 7,2 juta unit di triwulan ketiga 2017 ini.

Jumlah tersebut turun 1,1% year on year (yoy) dibandingkan periode yang sama tahun lalu, yakni 7,3 juta unit. Sementara dibandingkan dengan kuartal kedua 2017, perolehan tersebut turun 8,6% dimana pada kuartal tersebut penjualan smartphone bisa menembus 7,9 juta unit.

Ali Soebroto, Ketua Umum Asosiasi Industri Perangkat Telematika Indonesia (AIPTI) menilai adanya pergeseran konsumsi di tengah masyarakat yang semula membeli produk menjadi lebih senang mengeluarkan uang untuk jasa, seperti tur pariwisata.

“Sekarang spendingnya lebih ke pengalaman baru (new experience), seperti pelesir, ketimbang belanja produk,” ujarnya kepada KONTAN (26/11).

Hal tersebut ditengarai mempengaruhi penjualan smartphone, meski demikian Ali masih optimis sisa kuartal terakhir bakal mampu menggenjot penjualan smartphone. “Dari pembicaraan beberapa vendor bisa tumbuh 5% sampai akhir tahun ini,” katanya.

Menurut Ali, dengan adanya pergeseran kebiasaan konsumsi masyrakat tersebut para vendor smartphone harus pandai-pandai memasang strateginya. “Sekarang banyak yang saling beradu kamera, sebab itu fitur penting,” terangnya.

Selain itu perkara harga bakal menjadi pertimbangan utama, sebab kata Ali, konsumen akan menilai seberapa kompetitif harga yang bisa ditawarkan vendor. Menurut data IDC, segmen smartphone low-end yakni harga Rp 1,4 juta-Rp 2,7 juta menggenggam pangsa pasar 47%.

Sedangkan segmen middle end terus tumbuh dengan perolehan pangsa pasar 32%. Pada intinya, kata Ali, bisnis smartphone akan sangat bergantung pada pertumbuhan ekonomi nasional. “Kalau ekonomi semakin buruk tentu akan sangat berpengaruh langsung pada bisnis ini,” ucapnya.

Fitur Kamera

Salah satu vendor global, PT Samsung Electronic Indonesia, menyadari permintaan akan smartphone berkamera canggih semakin diminati. “Konsumen memang menyukai kamera yang mendukung low light dan video recording yang mumpuni,” ujar Lee Kang Hyun, Vice President PT Samsung Electronic Indonesia.

Vendor asal Korea Selatan ini mengandalkan Samsung J Series dan A Series dengan harga kisaran Rp 2 juta-Rp 5 juta. Sampai dengan kuartal tiga tahun ini, menurut IDC, pangsa pasar Samsung di Indonesia sebesar 30%, atau berjumlah 2,16 juta unit dari total penjualan di triwulan ketiga 2017.

Jumlah tersebut turun dibandingkan kuartal ketiga tahun lalu, dimana pangsa pasar Samsung sebesar 32,2%. Kuartal tiga tahun lalu total penjualan smartphone mencapai 7,3 juta unit, artinya penjualan Samsung berdasarkan perolehan pangsa pasar tersebut ialah 2,38 juta unit.

Sama dengan Samsung, PT Oppo Indonesia juga mengedepankan fitur kamera sebagai nilai jualnya. Alinna Wenxin, Marketing Director OPPO Indonesia mengatakan bahwa vendornya menyasar usia muda yang aktif menggunakan media sosial dan menyukai aktivitas swafoto (selfie).

Adapun berdasarkan riset IDC, sampai kuartal tiga tahun ini pangsa pasar Oppo di Indonesia tercatat sebesar 25,5% dari total penjualan. Itu artinya jumlah penjualan Oppo di triwulan ketiga ini sebanyak 1,83 juta unit.

Jumlah tersebut meningkat jika dibandingkan dengan kuartal yang sama tahun lalu, dimana pangsa pasar Oppo hanya 16,7% atau jumlah yang terjual sebanyak 1,21 juta unit.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Trik & Tips yang Aman Menggunakan Pihak Ketiga (Agency, Debt Collector & Advokat) dalam Penagihan Kredit / Piutang Macet Managing Customer Expectations and Dealing with Complaints

[X]
×