kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,75   -7,60   -0.82%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Perpadi: Serapan gabah Bulog tergantung strategi yang diterapkan


Kamis, 10 Mei 2018 / 19:20 WIB
Perpadi: Serapan gabah Bulog tergantung strategi yang diterapkan
ILUSTRASI.


Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Sofyan Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Hingga Juni tahun ini, Perum Bulog ditugaskan untuk menyerap beras sebanyak 2,2 juta ton. Namun, hingga Selasa (8/5), Bulog baru berhasil menyerap beras di dalam negeri sebanyak 682.000 ton.

Ketua Umum Persatuan Pengusaha Penggilingan Beras dan Padi (Perpadi) Sutarto Alimoeso menilai, berhasil atau tidaknya Perum Bulog dalam menyerap beras sesuai target yang ditetapkan sangat tergantung pada strategi yang ditetapkan serta stok beras yang ada di lapangan.

"Kalau berdasarkan pengalaman, bulan ini harusnya sudah turun, naik lagi Juli dan Agustus. Namun kan tidak boleh disamakan, strategi inilah yang kita tunggu. Kalau strateginya seperti yang biasa, posisinya memang berat untuk menyerap," ujar Sutarto kepada Kontan.co.id, Kamis (10/5).

Menurut Sutarto, harga gabah di tingkat petani saat ini masih relatif di atas harga pembelian pemerintah ditambah dengan fleksibilitas 10%. Di Jawa saja harga gabah di tingkat petani sudah mencapai Rp 4.800 per kg. Meski begitu, menurutnya masih ada daerah-daerah yang harga gabahnya sesuai dengan HPP.

Dalam pemberitaan Kontan.co.id sebelumnya, disebutkan bahwa Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman meminta Bulog untuk memotong rantai pasok. Ini bertujuan untuk menurunkan harga. Namun, Sutarto mengatakan strategi ini digaungkan sejak dulu, akan tetapi belum terlaksanan.

"Memotong rantai pasok ini sudah direncanakan sejak dulu, namun pelaksanaannya bagaimana? Ini tidak bisa mendadak karena di lapangan ini sudah terjadi. Kalau mau memotong rantai pasok ya harus dari bawah. Tentunya, pungutan-pungutan yang tidak jelas juga harus menjadi perhatian. Dan itu terjadi," terang Sutarto.

Tak hanya terkait strategi, Sutarto pun mengatakan, serapan beras Bulog harus turut memperhatikan stok beras di lapangan. Stok ini pun sangat berhubungan dengan produksi padi. Dia pun menambahkan selain Bulog, pasar pun membutuhan beras sekitar 100.000 ton per hari. Karena itu, kebutuhan pasar harus terus dipenuhi. Menurutnya, dengan semakin besarnya pasokan beras di pasar, maka harga akan terus stabil bahkan cenderung turun.

Pria yang sempat menjabat sebagai Direktur Utama Bulog ini pun mengatakan, dulu dirinya bisa menyerap beras dalam jumlah yang besar karena Bulog terus menjalin kerjasama dengan petani sejak masa produksi, dan juga bekerja sama dengan seluruh penggilingan. "Namun saat itu posisinya memang produksi beras pun surplus," tandas Sutarto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×