kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,20   -16,32   -1.74%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Persaingan produk minuman herbal kian sengit


Rabu, 14 September 2011 / 14:43 WIB


Reporter: Maria Rosita | Editor: Rizki Caturini

JAKARTA. Persaingan bisnis minuman antara PT Kinocare Era Kosmetindo dengan PT Sinde Budi Sentosa makin seru. Setelah resmi memegang lisensi merek Cap Kaki Tiga, Kino berniat terus ekspansif berjualan teh herbal dengan merek Liang Teh Cap Panda. Kino menargetkan penjualan Liang Teh miliknya tumbuh 30% tahun ini dibandingkan tahun lalu.

Menurut Harry Sanusi, Presiden Direktur Kino, minuman teh-jamu Liang Teh Cap Panda sudah dikenal masyarakat. Kino memasarkan minuman berkaleng merah itu sejak 2009. Harry mengakui kontribusi Liang Teh Cap Panda terhadap total penjualan Kino memang masih kecil.

Adapun posisi saat ini volume penjualan Liang Teh Cap Panda berkisar 2 juta kaleng per bulan. Yaitu sekitar Rp 6 miliar - Rp 7 miliar per bulan. Dia menggambarkan penjualan minuman kaleng itu berbanding 10:1 terhadap pesaingnya, Liang Teh Cap Pistol. Merek ini tak lain dikeluarkan PT Sinde Budi Sentosa awal 2011.

Herman Natalegowo, Deputi Direktur Pemasaran Sinde Budi Sentosa, mengaku, memproduksi Liang Teh Cap Pistol sebagai konsistensi produsen produk herbal. Lagipula, kata dia, mengonsumsi jamu kian menjadi tren saat ini. "Masyarakat makin peduli kesehatan, ditambah lagi ada daya beli," tutur Herman.

Kehadiran Liang Teh Cap Pistol dalam deretan produk PT Sinde Budi Sentosa mendorong peningkatan volume produksi sebesar 20%. Menurut Herman, ini seiring dengan target pertumbuhan penjualan total Sinde sebesar 20% dibandingkan tahun lalu. "Tambah produk konsekuensinya tambah kapasitas, makanya Sinde siapkan mesin baru untuk pabrik di Bekasi," terang dia.

Franky Sibarani, Sekretaris Jenderal Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman (Gapmmi), berpendapat, pengusaha minuman terus mendiversifikasi produk dengan melihat tren konsumsi masyarakat. "Kino dan Sinde sebenarnya melakukan langkah yang baik, produsen mengerti masyarakat memperhatikan produk kesehatan, sebenarnya," kata Franky.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×