kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,72   -19,77   -2.14%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Peternak meradang karena harga telur ayam anjlok


Minggu, 19 Februari 2017 / 16:24 WIB
Peternak meradang karena harga telur ayam anjlok


Reporter: Noverius Laoli | Editor: Adi Wikanto

JAKARTA. Harga telur ayam kembali jatuh di tingkat peternak layer. Anjloknya harga telur ayam terjadi sejak Januari 2017 dan hingga saat ini belum ada tanda-tanda akan pulih kembali.

Peternak ayam layer mengaku sudah kesulitan dalam hal pengadaan bahan baku, khususnya dalam hal membeli jagung di gudang milik Perum Bulog secara kontan.

Koordinator Forum Peternak Layer Nasional (PLN) Ki Musbar mengatakan saat ini Harga Pokok Produksi (HPP) telur ayam Rp 18.000 per kilogram (kg) dengan perhitungan harga jagung di gudang Bulog Rp 3.750 dan sampai ke peternak dengan perhitungan biaya transportasi mencapai Rp 3.900 per kg.

Sementara saat ini harga telur ditingkat peternak rakyat khususnya di Blitar Jawa Timur rata-rata Rp 14.000 per kg. Sementara harga telur di tingkat peternak mandiri rata-rata Rp 15.000 per kg. "Turunnya harga telur ini karena kelebihan suplai dan tingginya impor tepung telur dari Amerika Serikat (AS)," ujar Musbar kepada KONTAN, Minggu (19/2).

Musbar bilang kondisi peternak layer saat ini tengah kesulitan karena selain harga telur anjlok, harga bibit ayam atau day old chic (DOC) juga masih tinggi di kisaran Rp 5.000 - Rp 8.000 per ekor. Menurutnya ada tiga penyebab harga telur turun pertama terjadi kelebihan suplai telur sekitar 10%.

Itu bersumber dari produksi telur ayam tua yang berumur rata-rata 80 minggu yang belum bisa dipotong karena harga ayam juga anjlok dan tidak ada yang membeli ayam tersebut.

Kedua disebabkan tingginya angka impor tepung telur. Ia bilang saat ini rata-rata nilai impor telur tahun 2016 mencapai US$ 13,9 juta atau naik drastis dibandingkan nilai impor tepung telur pada tahun 2015 sebesar US$ 5,91 juta.

Ketiga, turunnya harga telur juga disebakan banyaknya pemain baru di sektor peternakan mandiri. Untuk itu ia meminta agar pemerintah dalam hal ini Kementerian Pertanian (Kemtan) turut mendorong kenaikan harga telur agar peternak tidak terus merugi.

Salah satunya adalah dengan ketersediaan jagung yang murah bagi peternak. Selain itu, menekan agar impor tepung telur dihentikan agar industri membeli telur produksi dalam negeri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×