kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

PP Pracetak bangun apartemen MBR pada 2017


Senin, 12 Desember 2016 / 20:19 WIB
PP Pracetak bangun apartemen MBR pada 2017


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. PT PP Pracetak akan mengembangkan hunian MBR (masyarakat berpenghasilan rendah) sesuai dengan penugasan pemerintah. Tahun depan, anak usaha PTPP ini akan membangun apartemen di dua lokasi di Jabodetabek dengan total 18.900 unit.

Satu proyek akan dikembangkan di kawasan Jakarta dan satunya lagi akan dibangun daerah penyangga Jakarta. PP Pracetak akan membangun apartemen MBR sebanyak 18 tower di kedua kawasan tersebut. "Ini ada yang lahan pemerintah dan adanya yang akuisisi," kata Bambang Rianto, Direktur PP Pracetak, Senin (12/12).

Menurut Bambang, lahan milik negara yang akan dikembangkan PP Pracetak nantinya tidak akan diperjualbelikan, namun akan disewakan dengan harga terjangkau. Sedangkan proyek yang dibangun di atas lahan yang diakuisisi akan diperjualbelikan. Namun, PP Pracetak belum bersedia mengungkapkan total investasi yang disiapkan perusahaan untuk membangun dua proyek tersebut.

Hanya saja, sebelumnya, Direktur Utama PTPP, Tumiyana mengatakan, pihaknya melalui PP Pracetak akan membangun 170.000 unit hunian MBR dalam lima tahun ke depan. Proyek ini akan dibangun di lima lokasi di kawasan Jabodetabek. PTPP akan menyiapkan investasi Rp 32 triliun hingga tahun 2020 untuk mengembangkan hunian MBR termasuk membangun penunjangnya yakni pabrik precast untuk menyuplai beton ke proyek tersebut.

Sebagian dana untuk mengembangkan proyek MBR tersebut didapat dari dana penyertaan modal negara (PMN). Tahun ini, PTPP melakukan rights issue  setelah mendapatan PMN Rp 2,25 triliun.

Untuk memuluskan rencana pembangunan hunian MBR tersebut, PTPP telah telah melakukan Memorandum of Understanding (MoU) dengan dengan BPJS dan Bank BTN penyedia kredit kepemilikan rumah (KPR) bagi para pekerja yang ingin membeli hunian di proyek tersebut.

Tak hanya itu, PTPP telah melakukan MoU dengan perusahaan asal Korea Selatan, PT Hanwha Engineering & Construction Corporation. Dalam kerjasama ini, PTPP melalui PT PP Pracetak bertindak sebagai penyedia proyek. Sementara, Hanwa bertanggung jawab sebagai supervisor desain precast construction maupun plan.

Seperti diketahui, PP Pracetak sebetulnya sejak awal berdiri fokus pada bisnis sebagai produsen beton pracetak. Namun sejalan dengan penugasan yang diberikan pemerintah untuk mengembangkan hunian murah, perusahaan ini mulai diarahkan sebagai kontraktor khusus proyek highrise building yang menggunakan pracetak.

Saat ini kapasitas produksi PP Pracetak baru sekitar 540 ton per tahun. Ini diproduksi dari dua pabrik permanen di Wonosari berkapasitas 180.000 ton dan di Sadang 160.000 ton, serta dua pabrik mobile di Lampung dan Medang berkapasitas masing-masing 120.000 ton per tahun.

Tahun depan, PP Pracetak berencana menambah tiga mobile plant untuk menyuplai beton pracetak di tiga proyek tol yang dimiliki PTPP yakni Balikpapan-Samarinda, Menado-Bitung dan Pandaan-Malang. Kapasitas masing-masing sekitar 120.000 ton per tahun ini. Pembangunan pabrik akan dilakukan sejalan dengan progres pembebasan lahan di proyek tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×