kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   -2.000   -0,13%
  • USD/IDR 15.875   5,00   0,03%
  • IDX 7.314   118,54   1,65%
  • KOMPAS100 1.121   16,95   1,53%
  • LQ45 892   14,50   1,65%
  • ISSI 223   2,40   1,09%
  • IDX30 459   10,01   2,23%
  • IDXHIDIV20 553   13,38   2,48%
  • IDX80 129   1,38   1,09%
  • IDXV30 137   2,73   2,03%
  • IDXQ30 152   3,22   2,16%

PT INTI kecewa tak ditawari proyek radar Kemhan


Selasa, 08 September 2015 / 14:13 WIB
PT INTI kecewa tak ditawari proyek radar Kemhan


Reporter: Pamela Sarnia | Editor: Havid Vebri

JAKARTA. PT INTI (Persero) mengungkapkan kekecewaannya karena tidak dilibatkan dalam proyek pengadaan radar Kementerian Pertahanan (Kemhan). Kepala Divisi Sekretaris Perusahaan PT INTI Endang Yuliawaty menyayangkan keputusan pemerintah yang lebih memilih perusahaan swasta asing ketimbang BUMN.

Padahal, menurut dia, PT INTI memiliki kemampuan untuk meproduksi radar secara mandiri. “Bila ditinjau dari pengalaman dan kemampuan yang dimiliki PT INTI, kami sanggup memproduksi radar,” kata Endang kepada KONTAN, Selasa (8/9).

Sejak awal PT INTI bahkan sudah menyatakan diri sebagai BUMN yang sanggup memproduksi alat utama sistem senjata (alutsista). Sayangnya, hingga kini pemerintah enggan melirik PT INTI.

“Sampai saat ini kami belum pernah memproduksi radar karena tidak pernah ada tawaran proyek dari pemerintah,” jelasnya.

Menurutnya, bila pemerintah memang meminta, PT INTI siap memproduksi radar. Asal tahu saja, Kemhan tengah membuka lelang bagi perusahaan swasta asing untuk terlibat dalam proyek pengadaan 12 radar yang diperuntukkan bagi Tentara Nasional Indonesia (TNI). Sejumlah perusahaan swasta asing, seperti dari Denmark dan Prancis telah mengajukan penawaran kerja sama untuk proyek tersebut.

Kemhan dengan tegas menyatakan tidak menggandeng BUMN dalam pengadaan radar tersebut. “Kami akan menunjuk Badan Usaha Milik Swasta (BUMS),” kata Kepala Pusat Pengadaan Sarana Barang Pertahanan, Laksamana Madya Listiyanto.

Pembelian radar tersebut masuk dalam anggaran belanja alutsista yang mendapat jatah 30% dari total anggaran Kemhan sebear Rp 106 triliun. Pengadaan radar yang dilakukan Kemhan merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk memenuhi kekuatan pokok minimum atau minimum essential force (MEF).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×