kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45927,46   6,00   0.65%
  • EMAS1.325.000 -1,34%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

PTBA ubah batubara jadi bahan baku plastik & urea


Sabtu, 09 Desember 2017 / 22:20 WIB
PTBA ubah batubara jadi bahan baku plastik & urea


Reporter: Uji Agung Santosa | Editor: Uji Agung Santosa

KONTAN.CO.ID -JAKARTA. PT Bukit Asam Tbk (PTBA) menandatangani perjanjian kerja sama hilirisasi batubara dengan tiga perusahaan nasional. Mereka adalah PT Pertamina (Persero), PT Pupuk Indonesia (Persero), dan PT Chandra Asri Petrochemical Tbk.

Dengan kerja sama yang merupakan bagian dari roadmap holding BUMN industri pertambangan ini, maka batubara dari PTBA nantinya akan diubah menjadi produk akhir yang bernilai jual lebih tinggi dengan teknologi gasifikasi. Teknologi gasifikasi mengkonversi batubara muda menjadi syngas yang merupakan bahan baku untuk Dimethyl Ether (DME) sebagai bahan bakar, juga bisa sebagai bahan baku urea untuk pupuk, dan polypropylene sebagai bahan baku plastik.

“Kami ingin menciptakan nilai tambah, mentransformasi batubara menjadi ke arah hilir dengan teknologi gasifikasi. Ini diharapkan akan semakin menguntungkan perusahaan dan sesuai dengan tujuan jangka pendek holding BUMN Industri Pertambangan, yaitu hilirisasi,” kata Direktur Utama PT Bukit Asam Tbk Arviyan Arifin dalam rilis yang diterima KONTAN, Sabtu malam (9/12).

Setelah penandatanganan perjanjian ini, Bukit Asam bersama Pertamina, Pupuk Indonesia, dan Chandra Asri Petrochemical akan melaksanakan studi kelayakan, analisis lingkungan (Amdal), dan persiapan pendanaan untuk selanjutnya melakukan proses pengadaan Engineering Procurement Construction (EPC).

Pabrik pengolahan gasifikasi batubara juga akan dibangun di Bukit Asam Coal Based Industrial Estate (BACBIE) yang berada di mulut tambang batubara Tanjung Enim, Sumatera Selatan. BACBIE akan berada pada satu lokasi yang sama dengan PLTU Mulut Tambang Sumsel 8.

Pembangunan pabrik pengolahan gasifikasi direncanakan beroperasi pada November 2022. Produksi pabrik ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan pasar sebesar 500 ribu ton urea per tahun, 400 ribu ton DME per tahun, dan 450 ribu ton Polypropylene per tahun.

Dengan target pemenuhan kebutuhan sebesar itu, diperkirakan kebutuhan batubara sebagai bahan baku sebesar 9 juta ton per tahun, termasuk untuk mendukung kebutuhan batubara bagi pembangkit listriknya.

Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Elia Massa Manik mengatakan, kerjasama ini adalah langkah strategis bagi semua pihak, untuk kepentingan ketahanan energi nasional, dalam pemanfaatan (DME) sebagai bahan bakar, serta pengembangan bisnis petrokimia hasil olahan dari batubara.

Sedangkan Direktur Utama PT Pupuk Indonesia (Persero) Aas Asikin Idat mengatakan, kerja sama ini diharapkan memberikan hasil terbaik dalam rangka sinergi antar BUMN. “Melalui kerjasama ini, industri pupuk berharap dapat memanfaatkan batubara sebagai pengganti gas dan bahan baku pupuk urea,” katanya. 

Dengan kerja sama ini, diharapkan memberikan nilai tambah batubara tidak hanya sebagai produk akhir, tetapi juga sebagai bahan baku. Selain itu, kerja sama ini diharapkan dapat meningkatkan sinergi antar BUMN, dan mampu menciptakan efisiensi dalam industri batubara, gas, pupuk, dan kimia.

Dalam siaran pers yang sama,  Presiden Direktur  PT Chandra Asri Petrochemical Tbk Erwin Ciputra menambahkan, Polypropylene berbasis batubara ini dapat membantu Indonesia dalam memenuhi kebutuhan Polypropylene domestik. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Trik & Tips yang Aman Menggunakan Pihak Ketiga (Agency, Debt Collector & Advokat) dalam Penagihan Kredit / Piutang Macet

[X]
×