Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Merebaknya wabah virus corona yang berasal dari China, telah memicu sentimen terhadap pergerakan harga komoditas dunia. Kendati begitu, Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara (Minerba) Kementerian ESDM masih yakin corona belum memberikan dampak signifikan terhadap sektor pertambangan tanah air.
Dirjen Minerba Kementerian ESDM Bambang Gatot Ariyono mengatakan, untuk komoditas batubara, wabah corona belum memberikan pengaruh yang berarti. Namun, untuk komoditas mineral seperti tembaga, Bambang memperkirakan ceritanya bisa saja berbeda.
Baca Juga: Korban virus corona melewati 1.000 orang, harga CPO terus menurun
Alasannya, kata Bambang, batubara bukan menjadi komoditas yang secara langsung dipakai sebagai bahan baku industri. Berbeda dengan komoditas mineral yang terkait langsung dengan proses dan bahan baku industri.
"Batubara belum kelihatannya dampaknya, komoditas lain mungkin terpengaruh, tembaga misalnya. Mungkin karena (batubara) untuk energi, bukan komoditas yang langsung untuk industri," kata Bambang dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi VII DPR RI yang digelar Selasa (11/2).
Meski begitu, Bambang mengatakan hingga saat ini belum ada perusahaan yang mengajukan perubahan rencana volume produksi maupun penjualan. "Belum ada yang datang ke kami, apakah itu mengurangi produksi atau pun (penjualan) ke China," sebut Bambang.
Bambang mengakui, China memang menjadi pasar dominan dalam ekspor komoditas tambang Indonesia. Meski tak menyebut dengan detail, namun Bambang mengatakan bahwa China memiliki porsi terbesar dalam ekspor batubara, maupun sejumlah komoditas mineral lain. Khususnya nikel dan produk turunannya.
Baca Juga: Menakar dampak wabah virus corona terhadap prospek investasi di Indonesia
"China termasuk yang besar untuk (pasar ekspor) batubara kita. Nikel juga, ada NPI (Nickel Pig Iron) dan nickel matte. Angkanya (ekspor) saya nggak hafal," kata Bambang.