Reporter: Agatha Claudia Pascal | Editor: Rizki Caturini
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pelaku usaha pelayaran yang tergabung dalam Indonesian National Shipowners Association (INSA) menjelaskan penyesuaian tarif pelayaran untuk rute Surabaya-Ambon.
Carmelita Hartoto, Ketua Umum DPP INSA mengatakan, penyesuaian tarif pelayaran rute Surabaya-Ambon dilakukan karena sebelumnya sempat mengalami penurunan tarif. Selain itu, penurunan tarif juga merupakan dampak dari harga bahan bakar minyak atau Marine Fuel Oil (MFO) yang mengalami kenaikan 47% dari Rp 3.800 menjadi Rp 5.600 per liter.
Saat ini, tarif riil rute Surabaya-Ambon untuk peti kemas ukuran 20 feet saat ini Rp 7 juta hingga Rp 8 juta. “Harga sebelumnya Rp 4,7 juta sampai Rp 5,5 juta untuk peti kemas ukuran 20 feet,” kata Carmelita kepada Kontan.co.id, Rabu (4/10).
Penyesuaian tarif pelayaran untuk rute Surabaya-Ambon ini masih bersifat tarif bruto. Berdasarkan pengalaman selama ini, pelaku usaha pelayaran seperti Ekspedisi Muatan Kapal Laut (EMKL) selaku wakil pemilik barang selalu menegosiasi tarif, sehingga tarif sebenarnya lebih murah dari tarif bruto.
Terkait hal ini Carmelita mengatakan, pengusaha-pengusaha sudah mengetahui mengenai informasi kenaikan harga pengiriman ini.
“Kalau sampai kenaikan sampai 20%, ya pastilah berubah harganya,” kata Sribugo Suratmo, Wakil Ketua Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman (Gapmmi), Senin (2/10).
Sribugo juga menjelaskan bahwa untuk pengiriman makanan dan minuman ke Indonesia Timur secara harga memang lebih tinggi. Untuk pengiriman kendaraan dari PT Honda Prospect Motor, Direktur Marketing & After Sales PT Honda Prospect Motor Jonfis Fandy mengatakan kenaikan tarif ini tidak berpengaruh pada pengiriman milik Honda.
Executive General Manager PT Toyota Astra Motor (TAM), Fransiscus Soerjopranoto, TAM juga tidak terpengaruh kenaikan harga pengiriman ini. “Karena untuk rute Surabaya-Ambon, pengiriman vechicle dan part Toyota tidak melalui Surabaya,” kata Fransiscus.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News