kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Tawaran investasi properti tanpa perlu memiliki properti


Sabtu, 24 Februari 2018 / 11:04 WIB
Tawaran investasi properti tanpa perlu memiliki properti


Reporter: Grace Olivia | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dulu, bila investor ingin berinvestasi secara tidak langsung di properti, ia hanya bisa melakukannya dengan membeli saham properti. Tapi zaman now, investor bisa berinvestasi langsung di properti tanpa memiliki properti itu.

Kini ada sejumlah perusahaan rintisan yang menawarkan investasi properti dengan sistem crowdfunding. Di antaranya yakni PT Nabung Properti Indonesia (Napro) dan PT Properti Anda Sejahtera (Properti Anda).

Napro dan Properti Anda membuat skema crowdfunding untuk membeli properti seperti apartemen dan rumah tapak. Investor cukup menyetor dana sesuai minimal yang dipatok secara rutin dalam periode tertentu.

Setelah dana terkumpul, perusahaan akan membeli properti tersebut untuk dijual kembali dengan harga yang lebih tinggi. Keuntungan ini kemudian dibagi ke peserta.

Sandra Vadhi, Chief Operating Officer (COO) Napro, mengatakan, pihaknya menyasar investor menengah yang kesulitan berinvestasi properti. "Napro memungkinkan investor mengembangkan dana pada aset properti tanpa perlu mengumpulkan modal besar dulu," kata dia, Kamis (22/2).

Sejak meluncur awal Februari ini, Napro sudah menggalang investasi Rp 200 juta. Sementara Properti Anda yang berdiri 2017 lalu telah mengumpulkan investasi hingga Rp 1,1 miliar.

Walau mengumpulkan dana masyarakat, kedua perusahaan ini belum tercatat di Otoritas Jasa Keuangan. Selain itu, belum ada aturan yang mengatur kegiatan crowdfunding.

Saat ini, Napro baru mengantongi izin Penyelenggara Sistem Elektronik (PSE) dari Kementerian Kominfo. "Kami sudah mengirim surat kepada OJK untuk menawarkan pertemuan terkait bisnis Napro," kata Sandra.

Ketua Satgas Waspada Investasi OJK Tongam Lumban Tobing menyebut belum mengetahui penawaran investasi properti dengan skema crowdfunding ini. "Pengaduan dari masyarakat juga belum ada. Saya belum tahu dan belum ada laporan," kata dia.

Sedikit berbeda, sebelum ini sempat ramai tawaran investasi Hanson Supreme, dengan proyek properti Hanson International sebagai aset dasar. Tapi, siapa penerbit produk ini tidak jelas. Manajemen Hanson mengaku tidak membuat produk tersebut.

Pengamat investasi Budi Frensidy mengatakan, model investasi seperti ini cenderung berisiko. Sebab, aturannya belum jelas. "Mau tidak mau, investor hanya mengandalkan kepercayaan terhadap pengelola dana," kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×