kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,14   10,84   1.19%
  • EMAS1.343.000 -0,81%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Tawaran Kerjasama Avtur untuk Pertamina


Selasa, 19 Agustus 2008 / 19:20 WIB


Reporter: Badrut Tamam | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. PT Pertamina mendapatkan tawaran baru untuk menyalurkan bahan bakar pesawat terbang (avtur) dari dua perusahaan minyak besar. Mereka adalah Chevron dan BP. Namun, hingga kini, Pertamina masih mempertimbangkan tawaran itu. "Saat ini kami tengah mempertimbangkan dan sudah masuk tahap penjajakan tawaran kerjasama itu," kata Direktur Utama Pertamina Ari Soemarno, tadi siang.

Hal itu bukan tanpa alasan. Pasalnya, perusahaan berpelat merah itu, sebelumnya, telah menjalin kerjasama dengan Shell, perusahaan minyak asal Belanda. Alasan memilih Shell, kata Ari, sebab Shell sudah menguasai sekitar 52%  pangsa pasar untuk bahan bakar aviasi internasional.

Kerjasama itu sendiri sudah terjalin sejak Oktober 2007 lalu. Bentuk kerjasamanya yakni Shell menjual avtur kepada Pertamina. Sementara, Pertamina kemudian menjual avtur buatan Shell di dua  bandara internasional yakni, Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng, dan bandara Ngurah Rai, Bali. 

Rencana berikutnya, Pertamina juga akan memasarkan avtur Shell di dua bandara lain. Mereka antara lain bandara internasional Polonia, Medan dan bandara Juanda, Surabaya. “Saat ini, kami sedang mempersiapkan instalasi avtur shell di dua bandara tersebut,” lanjut Ari. Sayangnya, Ari belum bisa memastikan kapan waktu pasti untuk realisasi penjualan avtur Shell di kedua kota itu. "Lihat saja nanti, sekarang lagi tahap persiapan," elaknya. 

Sementara itu, Juru Bicara Pertamina Wisnuntoro, menambahkan, bagi Pertamina, kerjasama penjulan avtur dengan perusahaan mana pun tidak menjadi persolan. "Asal secara business to business (B2B) menguntungkan bagi kedua belah pihak. Makanya, kami sedang hitungan-hitungan B2B, termasuk dengan Chevron dan BP," tandas Wisnuntoro.

Wisnuntoro lantas bercerita, tahun lalu, ada perusahaan minyak internasional ingin melakukan kerjasama yang sama. Namun, Pertamina tidak mendapatkan kompensasi apapun dari kerjasama itu. "Makanya kami menolak. Nah, kalau diantara tawaran yang datang akan memberikan keuntungan, kenapa tidak," tambah Wisnuntoro. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×