kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Toko online mulai menyenggol toko ritel


Senin, 28 Maret 2016 / 11:10 WIB
Toko online mulai menyenggol toko ritel


Reporter: Elisabet Lisa Listiani Putri, Pamela Sarnia | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Penjualan ritel modern yang biasanya menggeliat awal tahun, tak terjadi pada awal tahun ini. Semaraknya bisnis toko online, disinyalir jadi penyebab kelesuan penjualan di gerai peritel.

Menurut Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Nicolas Mande, penjualan toko ritel modern per Januari 2016 mulai bagus. Tapi, penjualan Februari-Maret turun 5%-6% dibandingkan dengan Januari 2016.

Proyeksi Roy, penurunan penjualan akan dirasakan sampai Mei 2016. Penjualan bisa naik pada Juni bertepatan dengan Ramadan dan Lebaran.

Tutum Rahanta, Wakil Ketua Aprindo menambahkan, penjualan ritel yang turun adalah produk sekunder dan tersier. "Hampir semua peritel mencatat penurunan penjualan berarti di bulan Februari," kata Tutum kepada KONTAN Minggu (27/3).

Penurunan penjualan juga dirasakan peritel yang menyasar segmen menengah atas. Misalnya, penjualan Sogo Department Store pada Februari 2016 turun 5% ketimbang periode yang sama 2015 silam.

Ada beberapa penyebab penjualan ritel lesu di awal 2016. Misalnya, daya beli masyarakat belum pulih. Kedua, maraknya penjualan via toko online yang mulai mencuil bisnis peritel konvensional.

Menurut Roy, pengaruh toko belanja online memang mulai terasa bagi peritel. "Tapi belum signifikan," jelas Roy.

Sebagai gambaran, lima tahun terakhir, tren pertumbuhan penjualan ritel toko modern, memang cenderung lambat dan stagnan. Tiap tahun, pertumbuhannya di bawah 10%, bahkan hanya 1,8% pada tahun lalu.

Sebaliknya, tren penjualan online (e-commerce) naik di atas 20% per tahun. menurut data Kementerian Komunikasi dan Informatika, tahun 2013, omzet penjualan via e-commerce segmen ritel sekitar US$ 1,79 miliar.

Setahun kemudian naik 45% menjadi US$ 2,6 miliar, dan tahun lalu naik lagi 38% menjadi US$ 3,6 miliar. Tahun ini, omzet e-commerce diproyeksikan naik 44% menjadi US$ 5,3 miliar.

Oleh karena itu, Handaka menyarankan peritel mawas diri dengan berbenah dan mempersiapkan diri menghadapi persaingan dengan peritel daring. Bahkan sejumlah gerai convenience store menutup sejumlah gerai karena lesunya penjualan. Salah satunya, gerai 7-Eleven.

Menurut Neneng Sri Mulyati, Head of Corporate Communication PT Modern Internasional Tbk, sejumlah gerai 7-Eleven ditutup akibat penjualan tak memuaskan dan memindahkannya ke lokasi potensial.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×