kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45927,64   6,18   0.67%
  • EMAS1.325.000 -1,34%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Turunnya harga kopi internasional berimbas ke kopi lokal


Senin, 15 Januari 2018 / 22:24 WIB
Turunnya harga kopi internasional berimbas ke kopi lokal
ILUSTRASI. Pertanian kopi di Humbang Hasundutan


Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga kopi internasional mengalami penurunan dalam sepekan terakhir. Berdasarkan data Bloomberg, harga kopi untuk pengiriman Maret pun menurun 4,68% dari US$ 1,28 per busel menjadi US$ 1,22 per busel.

Pranoto Soenarto, Wakil Ketua Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia (AEKI) mengatakan, penurunan harga kopi internasional tersebut untuk akan mempengaruhi harga kopi lokal.

"Harga saat ini ditentukan oleh pengiriman di bulan Maret. Nanti bulan Maret akan mengikuti harga pengiriman di bulan Mei," ujar Pranoto kepada Kontan.co.id, Senin (15/1).

Menurut Pranoto, penurunan harga tersebut tak hanya dipengaruhi oleh pasokan dan permintaan saja. Namun, juga dipengaruhi oleh fund manager yang turut andil menentukan harga.

Saat ini, harga kopi di tingkat petani berkisar Rp 19.000-20.000 per kg. Pranoto bilang, harga tersebut bisa lebih tinggi lagi apabila harga internasional meningkat.

Namun, Pranoto menambahkan, harga saat ini cenderung tidak berubah banyak lantaran beberapa faktor seperti faktor nilai tukar rupiah dan lainnya.

Meski begitu, menurutnya terkadang petani tidak mau mengikuti harga internasional. "Meski turun, petani tidak mau menjual kopinya. Mereka tetap menjual dengan harga tinggi. Padahal bukan trader yang menentukan harga," tambah Pranoto.

Sementara, Pranoto memperkirakan produksi tahun ini akan lebih baik daripada sebelumnya. "Mungkin meningkat, tetapi tidak bisa dipastikan karena masih ada anomali cuaca. Kalau naik sekitar 20-30% dibandingkan tahun lalu," terangnya.

Sementara itu, Bambang, Dirjen Perkebunan Kementerian Pertanian pun memperkirakan produksi kopi tahun ini lebih baik daripada sebelumnya.

Bambang mengakui, produktivitas kopi di Indonesia masih berkisar 700 kg per ha, sementara negara lain bisa mencapai 3-4 ton per ha. Karena itu Bambang mengatakan, Kemtan sedang berupaya memperbaiki sektor perkebunan kopi.

Menurutnya untuk memperbaiki produktivitas kopi dilihat dari kebutuhan air, kebutuhan tanaman serta tingkat kerajinan petani dalam merawat tanamannya.

"Kami berupaya mendorong petani dari sisi SDM, menyediakan sarana produksi sesuai dengan kemampuan kami, pengairan atau pemupukan. Memang anggaran masih terbatas karena itu kami mendorong pemerintah daerah untuk turut berpartisipasi," kata Bambang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Trik & Tips yang Aman Menggunakan Pihak Ketiga (Agency, Debt Collector & Advokat) dalam Penagihan Kredit / Piutang Macet Managing Customer Expectations and Dealing with Complaints

[X]
×