kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.306.000 -0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Wijaya Karya kejar tender 9 bendungan


Senin, 29 Juni 2015 / 18:35 WIB
Wijaya Karya kejar tender 9 bendungan
ILUSTRASI. stvgott


Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) terus memburu proyek bendungan. Meski telah memperoleh sejumlah kontrak sejenis, emiten pelat merah ini bakal mengikuti sisa tender yang kembali digelar pekan ini.

"Masih ikut, WIKA masih memiliki sumber daya dan load factor yang cukup," ujar Corporate Secretary WIKA, Suradi, kepada KONTAN, (22/6).

Perlu diketahui, infrastruktur bendungan menjadi salah satu sektor yang digenjot pembangunannya oleh pemerintah. Pihak pemerintah juga mengklaim, proses pembangunan 13 waduk tahun ini sudah sesuai dengan target yang diharapkan.

Hingga Maret lalu empat waduk yang telah selesai kontraknya adalah bendungan Raknamo yang berada di Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), bendungan Logung di Kabupaten Kudus Jawa Tengah.

Selain itu, ada juga bendungan Lolak di Kabupaten Bolaang Mongondow, Sulawesi Utara dan Bendungan Keureuto, di Kabupaten Aceh Utara Nangro Aceh Darussalam (NAD). Dari empat bendungan tersebut, serapan anggarannya mencapai Rp 270 miliar.

Sementara, sepanjang pekan lalu juga telah dilakukan penandatanganan kontrak pembangunan empat waduk lagi yakni yakni Passeloreng di Kabupaten Wajo Sulawesi Selatan, bendungan Tanju di Kabupaten Dompu Nusa Tenggara Baray (NTB), bendungan Mila di Kabupaten Dompu NTB, dan bendungan Karian di Kabupaten Lebak Banten.

Untuk membangun empat bendungan dengan total investasi Rp 2,1 triliun ini, pemerintah bekerjasama dengan pihak swasta lokal maupun asing, termasuk WIKA . Di bendungan Karian misalnya, pembangunannya akan dilakukan dengan skema kerjasama operasi (KSO) antara Daelim Industrial, Co.Ltd Korea dengan PT Wijaya Karya dan Waskita Karya.

Pembangunan bendungan Passeloreng dikerjakan dengan joint operation (JO) antara PT Wijaya Karya dan PT Bumi Karsa. Sedangkan Bendungan Tanju dan Bendungan Mila dikerjakan dengan skema JO antara PT Hutama Karya dan PT Nindya Karya.

Selain kedelapan waduk diatas, waduk lain yang siap mulai dikerjakan tahun ini adalah waduk Bintang Bano di Kabupaten Sumbawa Barat NTB, bendungan Estuari Sei Gong di Batam Kepulauan Riau, bendungan Tapin di Kabupaten Tapin Kalimantan Selatan, bendungan Telaga Waja Kabupaten Karangasem Bali atau bendungan Sindang Heula di Kabupaten Serang Banten, serta bendungan Rotiklod di Kabupaten Belu NTT.

Seluruh kontrak pembangunan bendungan sendiri diperkirakan akan kelar setidaknya hingga September mendatang. Sehingga, untuk tahun depan, proyek pembangunan bendungan diharapkan sudah dapat memasuki konstruksi fisik.

"Mudah-mudahan sisanya bisa kami peroleh semua," tandas Suradi.

Dia menambahkan, seluruh tender proyek tersebut akan diikuti mengingat perseroan masih memiliki load factor yang cukup. Maksudnya, WIKA tahun ini menargetkan bisa memperoleh kontrak baru Rp 31 triliun plus kontrak carry over tahun lalu Rp 23 triliun.

Dus, WIKA memiliki target kontrak ditangan sebesar Rp 54 triliun. Sementara, realisasinya hingga saat ini baru Rp 11,3 triliun.

"Artinya, kami sudah memiliki target sehingga sudah menyiapkan sumber dayanya. Sementara, hingga saat ini baru terealisasi Rp 11,3 triliun, berarti masih banyak, kan, selisihnya," jelas Suradi.

Dari sejumlah kontrak baru yang diperoleh WIKA sendiri pun beberapa diantaranya merupakan proyek bendungan. Maret lalu, WIKA memperoleh kontrak proyek tanggul terbesar di Sumatera dengan nilai kontrak Rp 403 miliar.

Nilai tersebut merupakan nilai investasi untuk jatah pengerjaan terowongan pengelak dan Waterway di paket II proyek Bendungan Keureuto. Sisa paket lainnya digarap oleh PT Brantas Abipraya (Persero) kerjasama operasi dengan PT Pelita Nusa Perkasa dan PT Hutama Karya kerjasama operasi dengan PT Perapen. Brantas mendapatan kontrak proyek senilai Rp 700 miliar, dan sisanya dikempit oleh Hutama Karya. Nilai proyek ini secara keseluruhan mencapai Rp 1,7 triliun.

Sebelumnya, WIKA juga memperoleh kontrak senilai Rp 701,47 miliar atas proyek bendungan Passeloreng, Sulawesi Selatan. Dalam proyek ini, Wika menggandeng PT Bumi Karsa sebagai bagian dari konsorsium pengerjaan proyek. Konsorsium telah menandatangani perjanjian pembangunan bendungan pada awal Juni lalu dan ditargetkan rampung selama 60 bulan kalender atau sekitar 5 tahun.


 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Practical Business Acumen Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×