kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.950.000   -9.000   -0,46%
  • USD/IDR 16.377   -26,00   -0,16%
  • IDX 7.530   15,10   0,20%
  • KOMPAS100 1.062   1,31   0,12%
  • LQ45 795   -1,48   -0,19%
  • ISSI 255   1,12   0,44%
  • IDX30 414   -1,21   -0,29%
  • IDXHIDIV20 471   -2,87   -0,60%
  • IDX80 120   -0,04   -0,03%
  • IDXV30 123   -0,53   -0,43%
  • IDXQ30 132   -0,76   -0,57%

IBC Ungkap Pembeli Baterai EV Indonesia dari Kawasan ASEAN dan India


Rabu, 06 Agustus 2025 / 12:03 WIB
IBC Ungkap Pembeli Baterai EV Indonesia dari Kawasan ASEAN dan India
ILUSTRASI. IBC: Proyek pembangunan pabrik sel baterai lithium di Karawang telah memasuki tahap groundbreaking yang diresmikan oleh Presiden Prabowo Subianto pada 29 Juni 2025.


Reporter: Sabrina Rhamadanty | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Direktur Hubungan Kelembagaan Indonesia Battery Corporation (IBC) Reynaldi Istanto mengatakan, offtaker  atau pembeli baterai mobil listrik atau Electric Vehicle (EV) yang diproduksi Indonesia, mayoritas berasal dari kawasan Asia.

"Untuk men-serve daripada (pasar) Indonesia dan ASEAN serta India. Jadi sudah ada. (Baterai) mobil dan juga energy storage," ungkap Reynaldi saat ditemui usai agenda International Battery Summit (IBS) 2025, Selasa (5/8/2025).

Reynaldi menyebut, saat ini pihaknya terus menjalankan dua proyek pengembangan ekosistem baterai kendaraan listrik (grand package). Pertama, yaitu proyek Dragon, konsorsium Aneka Tambang (Antam), IBC dan Ningbo Contemporary Brunp Lygend Co. Ltd. (CBL).

Kedua, proyek Titan, yang merupakan konsorsium Aneka Tambang (Antam), IBC dan Zhejiang Huayou Cobalt (Huayou).

Baca Juga: Dirut IBC Toto Nugroho Jadi Tersangka Baru Kasus Korupsi Minyak Pertamina

"Itu yang kemarin di groundbreaking Bapak Presiden (proyek Dragon. Dan berikutnya ada yang dengan konsorsium Huayou, yang akan segera di groundbreaking, juga diresmikan Bapak Presiden," tutur Reynaldi.

Sebelumnya dalam catatan Kontan, Mantan Direktur Utama (Dirut) IBC Toto Nugroho mengungkap, jika kedua proyek ini bekerja, baik Dragon maupun Titan, akan menyumbang setidaknya produksi baterai 15 GWh (Gigawatt hours).

Sehingga total produksi baterai Indonesia bisa mencapai 30 GWh per tahun.

"Ya, kalau misalnya ini 15 (GWh) disana (proyek Dragon) dan  10 (GWh) juga (proyek Titan, Indonesia harusnya dalam 3-4 tahun itu hampir (produksi) mendekati 30 GWH ya," jelasnya.

Toto menambahkan, jika kedua proyek ini berjalan maka Indonesia akan menjadi produsen baterai EV terbesar di belahan bumi bagian selatan.

"Kita menjadi leader di at least kondisi Bumi Selatan itu kita leader-nya," pungkas dia.

Selanjutnya: Pengumuman Seleksi PPPK Nakes Kejaksaan 2025 Hanya Di Biropeg.kejaksaan.go.id

Menarik Dibaca: Simak Alasan Anda Sering Gagal Atur Tagihan di Kartu Kredit

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak Executive Macro Mastery

[X]
×