kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.502.000   11.000   0,44%
  • USD/IDR 16.780   23,00   0,14%
  • IDX 8.637   27,04   0,31%
  • KOMPAS100 1.195   6,28   0,53%
  • LQ45 857   3,52   0,41%
  • ISSI 309   2,02   0,66%
  • IDX30 440   1,17   0,27%
  • IDXHIDIV20 513   1,49   0,29%
  • IDX80 134   0,64   0,48%
  • IDXV30 139   0,21   0,15%
  • IDXQ30 140   0,48   0,35%

IBC Ungkap Pembeli Baterai EV Indonesia dari Kawasan ASEAN dan India


Rabu, 06 Agustus 2025 / 12:03 WIB
IBC Ungkap Pembeli Baterai EV Indonesia dari Kawasan ASEAN dan India
ILUSTRASI. IBC: Proyek pembangunan pabrik sel baterai lithium di Karawang telah memasuki tahap groundbreaking yang diresmikan oleh Presiden Prabowo Subianto pada 29 Juni 2025.


Reporter: Sabrina Rhamadanty | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Direktur Hubungan Kelembagaan Indonesia Battery Corporation (IBC) Reynaldi Istanto mengatakan, offtaker  atau pembeli baterai mobil listrik atau Electric Vehicle (EV) yang diproduksi Indonesia, mayoritas berasal dari kawasan Asia.

"Untuk men-serve daripada (pasar) Indonesia dan ASEAN serta India. Jadi sudah ada. (Baterai) mobil dan juga energy storage," ungkap Reynaldi saat ditemui usai agenda International Battery Summit (IBS) 2025, Selasa (5/8/2025).

Reynaldi menyebut, saat ini pihaknya terus menjalankan dua proyek pengembangan ekosistem baterai kendaraan listrik (grand package). Pertama, yaitu proyek Dragon, konsorsium Aneka Tambang (Antam), IBC dan Ningbo Contemporary Brunp Lygend Co. Ltd. (CBL).

Kedua, proyek Titan, yang merupakan konsorsium Aneka Tambang (Antam), IBC dan Zhejiang Huayou Cobalt (Huayou).

Baca Juga: Dirut IBC Toto Nugroho Jadi Tersangka Baru Kasus Korupsi Minyak Pertamina

"Itu yang kemarin di groundbreaking Bapak Presiden (proyek Dragon. Dan berikutnya ada yang dengan konsorsium Huayou, yang akan segera di groundbreaking, juga diresmikan Bapak Presiden," tutur Reynaldi.

Sebelumnya dalam catatan Kontan, Mantan Direktur Utama (Dirut) IBC Toto Nugroho mengungkap, jika kedua proyek ini bekerja, baik Dragon maupun Titan, akan menyumbang setidaknya produksi baterai 15 GWh (Gigawatt hours).

Sehingga total produksi baterai Indonesia bisa mencapai 30 GWh per tahun.

"Ya, kalau misalnya ini 15 (GWh) disana (proyek Dragon) dan  10 (GWh) juga (proyek Titan, Indonesia harusnya dalam 3-4 tahun itu hampir (produksi) mendekati 30 GWH ya," jelasnya.

Toto menambahkan, jika kedua proyek ini berjalan maka Indonesia akan menjadi produsen baterai EV terbesar di belahan bumi bagian selatan.

"Kita menjadi leader di at least kondisi Bumi Selatan itu kita leader-nya," pungkas dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Tag


TERBARU
Kontan Academy
Mitigasi, Tips, dan Kertas Kerja SPT Tahunan PPh Coretax Orang Pribadi dan Badan Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM)

[X]
×