kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kembangkan pasar ekspor, INKA tempuh dua cara ini


Senin, 29 Januari 2018 / 21:54 WIB
Kembangkan pasar ekspor, INKA tempuh dua cara ini
INKA GARAP KRDE BANDARA - kereta Bandara Minangkabau


Reporter: Agung Hidayat | Editor: Dessy Rosalina

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Produsen kereta api, PT Industri Kereta Api Indonesia (INKA) memaksimalkan pasar ekspornya dengan dua cara. Pertama, melalui jalur pemerintah lewat duta besar Indonesia di negara tujuan ekspor.

M. Choliq, Senior Manager Humas PT INKA mengatakan, perseroan acap mendapatkan proyek lewat jalinan government to government (G to G) tersebut.

"Tapi kami juga tetap kembangkan jalur direct business to business (b to b) seperti yang ada di Filipina kemarin," katanya kepada KONTAN (29/1).

Seperti yang diketahui, INKA baru saja menandatangani kontrak pembelian Kereta Rel Diesel (KRD) dengan Philippine National Railways (PNR). Kontrak tersebut tercatat senilai 485 juta peso atau Rp 127,3 miliar.

Prospek manufaktur kereta api diyakini perseroan masih tumbuh signifikan. "Karena negara sekarang kalau mengandalkan transportasi massal pasti pakai kereta api," ujar Choliq.

Selama ini INKA menyasar negara-negara berkembang di kawasan Asia untuk dimasuki produk kereta api buatan perseroan. Untuk membekali kompetisi bisnis dan kinerja penjualan agar efisien, INKA mengandalkan sinergi antara BUMN.

Menurut Choliq pabrikan dan ketersediaan komponen INKA tak lepas dari sinergi tersebut. Seperti kebutuhan akan transmisi kereta api didapatkan INKA dari PT Pindad (Persero) sedangkan rangka baja dari PT Krakatau Steel Tbk (KRAS)

Sehingga Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) kereta api bikinan INKA tergolong tinggi. Choliq mengklaim misalnya, untuk jenis kereta barang TKDN sekitar 80%-85%, untuk kereta penumpang 75%, lalu tipe LRT kisaran 50%-60%.

Saat ini INKA tengah menambah satu pabrik baru di Banyuwangi, Jawa Timur dengan luas 80 hektare. "Pertengahan 2018 ini pembangunan, tahun depan sudah jalan," imbuh Choliq.

Berapa kapasitasnya, Choliq belum bisa membeberkannya. Sebab masih dalam perhitungan, lagipula luas lahan tersebut tergolong besar mengingat pabrik yang ada saat ini di Madiun seluas 22 hektare mempunyai kapasitas terpasang 600 gerbong setiap tahunnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×