kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

INKA bidik pendapatan naik jadi Rp 3,3 T di 2018


Rabu, 27 Desember 2017 / 19:53 WIB
INKA bidik pendapatan naik jadi Rp 3,3 T di 2018


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Rizki Caturini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Industri Kereta Api (INKA) optimistis bisa mencatatkan kinerja lebih baik pada tahun 2018. Hal itu seiring dengan perkembangan transportasi umum di dalam negeri yang mengarah pada transportasi massal, serta mulai berkembangnya pasar luar negeri INKA.

Tahun depan, INKA menargetkan pendapatan sebesar Rp 3,3 triliun. Ini meningkat sekitar 27% dibandingkan target pendapatan perusahaan tahun ini yaitu sebesar Rp 2,6 triliun.

Optimisme INKA tersebut sejalan dengan banyaknya kontrak yang digarap perusahaan ini baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Di pasar domestik, INKA sedang mengerjakan kereta Bandara Soekarno Hatta, Kereta LRT Palembang, Airport link Minangkabau, peremajaan kereta PT Kereta Api Indonesia (KAI) sebanyak 40 train set. INKA juga akan mendapatkan kontrak pengadaan kereta LRT Jabodetabek.

Sementara di pasar luar negeri, INKA sudah memenangkan kontrak pengadaan kereta dari Filipina dengan nilai mencapai sekitar Rp 300 miliar. "Kami akan kirimkan tiga train set yang satu set terdiri dari enam kereta," kata Muhammad Nur Sodiq, Plt Direktur Utama INKA, Rabu (27/12).

Sementara sebelumnya, INKA sudah mendapatkan kontrak dari Bangladesh untuk pengadaan 250 kereta. Lalu, perusahaan ini juga sudah jadi penawar terendah untuk proyek pengadaan kereta di Srilanka. Namun hingga saat ini, pengumuman pemenangnya belum keluar.

Nur Sodiq mengatakan, INKA menargetkan menguasai semua pasar Asean pada tahun 2020 dan juga akan terus membidik pasar Asia Selatan dan Afrika. Oleh karena itu, perusahaan ini akan terus mengincar kontrak-kontrak dari negara baru.

Tahun ini, INKA menganggarkan belanja modal Rp 400 miliar, meningkat dari Rp 250 miliar pada tahun 2017. Capex ini digunakan untuk memulai pembangunan pabrik baru di Banyuwangi serta pengembangan teknologi dan SDM.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×