kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Peneliti CIPS: Pemerintah harus fokus tingkatkan produktivitas gula nasional


Kamis, 02 Agustus 2018 / 22:10 WIB
Peneliti CIPS: Pemerintah harus fokus tingkatkan produktivitas gula nasional
ILUSTRASI. Pabrik Gula Ngadirejo


Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) meminta pemerintah fokus meningkatkan produktivitas gula nasional.

Peneliti CIPS Novani Karina Saputri mengatakan, program revitalisasi baik di sisi on farm maupun off farm tak menunjukkan hasil yang baik, bahkan dalam sepuluh tahun terakhir produktivitas gula tidak berubah secara signifikan.

Berdasarkan data Kementerian Pertanian Amerika Serikat (USDA), produktivitas tebu nasional cenderung menurun. Produktivitas tebu di tahun 2016 sebesar 68,3 ton per hektar (ha). Padahal, di pada 2010 produktivitas tebu nasional pernah mencapai 78,2 ton per ha.

Dia menyampaikan, tidak berhasilnya program revitalisasi tersebut menyebabkan petani tebu tidak memiliki keuntungan yang berdaya saing yang memadai, baik untuk memenuhi permintaan maupun bersaing dengan produk impor secara kualitas dan harga. 

Dia merasa, bila pemerintah menetapkan mekanisme impor yang efektif, ini menjadi langkah yang benar untuk menjamin ketersediaan permintaan dan menekan harga agar tidak terlalu tinggi.

“Namun kenyataannya rata-rata harga gula nasional tiga kali lipat lebih mahal dibandingkan rata-rata harga internasional. Semua ini menggambarkan bahwa usaha pemerintah untuk membuat harga gula lebih terjangkau tidak efektif dan seharusnya hal ini dievaluasi,” jelas Novani dalam siaran persnya, Kamis (2/8).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×