kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.455.000   12.000   0,83%
  • USD/IDR 15.155   87,00   0,57%
  • IDX 7.743   -162,39   -2,05%
  • KOMPAS100 1.193   -15,01   -1,24%
  • LQ45 973   -6,48   -0,66%
  • ISSI 227   -2,76   -1,20%
  • IDX30 497   -3,22   -0,64%
  • IDXHIDIV20 600   -2,04   -0,34%
  • IDX80 136   -0,80   -0,58%
  • IDXV30 141   0,18   0,13%
  • IDXQ30 166   -0,60   -0,36%

Sulit andalkan lapangan baru, Indonesia bakal impor LNG 4,5 mtpa


Rabu, 23 Februari 2011 / 17:57 WIB
 Sulit andalkan lapangan baru, Indonesia bakal impor LNG 4,5 mtpa
ILUSTRASI. Suasana Pasar Buku Kenari yang mesih sepi pengunjung di Jakarta, Selasa (20/8/2019). Sejak diresmikan oleh Gubernur Jakarta Anies Baswedan pada (29/4/2019), pasar buku yang diisi oleh bekas pedagang di Pasar Senen dan Kwitang masih minim pengunjung. ANTAR


Reporter: Fitri Nur Arifenie | Editor: Rizki Caturini

JAKARTA. Kelangkaan pasokan Liquid Natural Gas (LNG) membuat Indonesia harus melakukan impor. "Indonesia harus impor sekitar 4,5 metrik ton per anum (mtpa) dalam dua tahun setelah floating storage dibangun," kata Sekretaris Pimpinan BP Migas, Rudi Rubiandini, Rabu (23/2).

Rudi menjabarkan, Indonesia bakal memiliki empat floating storage regasification unit (FSRU). Ke empat FSRU itu berlokasi di Belawan, Jawa Barat, Jawa Timur dan Arun. Kebutuhan LNG untuk ke empat FSRU tersebut mencapai 6 mtpa. Namun, kebutuhan LNG yang tersedia hanya sekitar 1,8 hingga 2 mtpa.

Seperti diketahui, PT Pertamina dan PT PGN membentuk PT Nusantara Regas untuk membangun FSRU di Teluk Jakarta, Jawa Barat. Diperkirakan FSRU ini akan rampung pada awal 2012. Menyusul kemudian, pembangunan FSRU di Belawan oleh PGN pada pertengahan 2012.

Sedangkan untuk FSRU yang ada di Jawa Timur masih dalam perencanaan. Begitu pun dengan rencana konversi kilang LNG Arun di Aceh yang saat ini masih dalam studi kajian. "Arun bisa menjadi storage dan regasifikasi. Kalau yang lain kan hanya regasifikasi saja. Jadi potensi di Arun ini cukup besar," terang Rudi.

Merujuk riset KONTAN, keempat FSRU itu sulit mengandalkan gas dari lapangan-lapangan baru seperti Masela dan Donggi Senoro. Sebab, kedua lapangan itu sudah memiliki kontrak dengan pembeli luar negeri. Untuk blok Masela telah mengantongi pembeli dari Jepang, Korea dan Taiwan. Tak hanya itu, gas dari Masela baru bisa mengalir pada 2016.

Sedangkan untuk gas Donggi Senoro baru bisa berproduksi pada 2015. Meski kapasitas gas Donggi Senoro cukup banyak mencapai 2 juta metrik ton per tahun, namun konsorsium Donggi Senoro telah mengantongi tiga pembeli luar negeri.

Pertama adalah kontrak pembelian dengan Chubu Electric Power Co Inc dari Jepang sebesar 1 juta ton LNG per tahun selama 13 tahun. Pembeli kedua adalah Kyushu Electric power Co Inc, Jepang sebanyak 300 ribu ton LNG per tahun selama 13 tahun.

Pembeli ketiga adalah Korea Gas Corporation (Kogas) sebagai distributor gas di Korea Selatan dengan membeli sebanyak 700 ribu ton LNG per tahun selama 13 tahun.



Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Distribution Planning (SCMDP) Supply Chain Management Principles (SCMP)

[X]
×