kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

1.000 rumah MBR dibangun di pulau terluar Sumatera


Jumat, 21 Juli 2017 / 16:12 WIB
1.000 rumah MBR dibangun di pulau terluar Sumatera


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Lima pengembang lokal yang tergabung sebagai anggota Real Estate Indonesia (REI) Kepulauan Riau akan membangun 1.000 unit rumah untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) di pulau-pulau terluar di wilayah Kepulauan Riau.

Kelima pengembang tersebut adalah PT Jaya Cipta Group, PT Lingga Permata Graha, PT Simatan Propertindo, PT Qalfa Jaya Abadi dan PT Heksa Putri Permai Kelimanya akan memfokuskan pembangunan rumah MBR di tiga pulau di Kabupaten Lingga yang menyasar Pegawai Negeri Sipil (PNS) yakni Pulau Sebangka, Pulau Daek dan Pulau Singkep.

Yasino Arief, CEO PT Jaya Cipta Group sekaligus Ketua Dewan Perwakilan daerah (DPP) REI Kepulauan Riau mengatakan, pembangunan rumah MBR tersebut ditujukan untuk PNS lantaran banyak di antara pegawai negeri sipil tersebut bekerja dan tinggal di pulau yang berbeda.

"Ada yang tinggal di Pulau A tetapi bekerja di Pulau B. Itu yang mau kita atasi agar mereka tinggal di tempat mereka bekerja,” jelas Yasino pada KONTAN baru-baru ini.

Namun selain menyasar PNS, pembangunan rumah MBR tersebut juga sebagian ditujukan untuk masyarakat umum. Sebab pada perkembangannya, banyak masyarakat yang juga tertarik untuk mendapatkan rumah MBR.

Sementara pemilihan tiga pulau tersebut dilakukan lantaran REI Kepri ingin membantu pemerintah daerah setempat untuk mengembangkan wilayah tersebut menjadi sentra perekonomian di Kabupaten Lingga.

Selama ini, masyarakat disana kebanyakan tinggal di rumah pelantara (rumah di atas laut) karena memiliki mata pencaharian sebagai nelayan. REI ingin mengubah cara berpikir masyarakat yang tadinya lebih memilih tinggal di atas laut akhirnya mau tinggal di rumah landed yang lebih layak huni.

Dalam mengembangkan rumah MBR tersebut, kelima pengembang tersebut mendapat dukungan yang kuat dari Bupati Kabupaten Lingga.

"Bupatinya membebaskan BPHTB, IMB dan juga memberikan kemudahan perizinan karena Pemdanya ingin mengubah mindset masyarakat dan menjadi wilayah mereka sebagai sentral perekonomian,” kata Yasino.

Tahap pertama, kelima pengembang tersebut memfokuskan pembangunan Pulau Sebangka karena lahannya sudah lebih siap. Disana akan dibangun sebanyak 100 unit rumah MBR. Sementara di dua pulau lainnya masih dalam tahap pembebasan lahan.

Adapun investasi yang akan digelontorkan untuk membangun 1.000 unit rumah MBR tersebut sekitar 80 miliar termasuk untuk pembebasan lahan dan konstruksi. Menurut Yasino, pembangunan rumah MBR di pulau terluar memang lebih mahal dari sisi bahan.

Namun, pengembang masih bisa memutar otak mendapatkan cuan karena harga lahannya masih jauh lebih murah dan ditambah dengan adanya kemudahan-kemudahan perizinan yang diberikan pemerintah setempat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×