Reporter: Asnil Bambani Amri | Editor: Test Test
JAKARTA. Nilai ekspor atsiri sepanjang 2009 tak menunjukkan kondisi yang baik. Berdasarkan data Kementerian Perdagangan (Kemendag), ekspor atsiri pada tahun lalu secara nilai turun 38,3%. Meski secara volume, ekspor justru naik 5% dibandingkan tahun 2008 dari 4.354 ton menjadi 4.589 ton.
Namun, untuk tahun ini pengusaha meyakini ekspor atsiri membaik seiring perbaikan harganya di pasar dunia. Ketua Umum Asosiasi Minyak Atsiri Indonesia Togar R. Manurung bilang, saat ini harga beberapa jenis minyak atsiri seperti minyak serei wangi dan pala naik antara 60%-100%. "Ambil contoh minyak pala naik US$ 26-30 per kg menjadi US$ 60 per kg,dan minyak serei wangi naik dari US$ 4,5 per kg naik menjadi US$ 10 per kg," kata Togar, Kamis (18/3).
Togar menyebutkan, penuruna ekspor pada tahun lalu akibat Kompetisi pasar ekspor yang kian ketat dengan banyaknya pesaing dari negara lain terutama India dan China. Selain itu adanya krisis finansial di negara tujuan seperti, Singapura dan Amerika Serikat.
Nah, untuk kenaikan harga minyak atsiri di tahun, kata dia, akan terasa karena adanya gangguan produksi akibat cuaca. Pasokan yang berkurang karena produksi terganggu mendongkrak harga atsiri. Namun untuk meningkatkan ekspor minyak atsiri membutuhkan anggaran yang tidak kecil. “Kalau mau meningkatkan ekspor atsiri harus bisa menambah dana penelitian setidaknya US$ 500 juta,” jelas Manurung.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News