Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Kinerja PT Nusantara Infrastructure Tbk sepanjang tahun 2016 tampak kinclong. Perusahaan infrastruktur ini berhasil membukukan pertumbuhan pendapatan hingga 60% menjadi Rp 986,8 miliar dibandingkan tahun sebelumnya.
Semua lini bisnis perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan kode saham META ini mengalami pertumbuhan. Bisnis sewa menara menyumbang pendapatan sebesar Rp 263,8 miliar atau 26,7% terhadap total pendapatan perusahaan. Ini mengalami pertumbuh 32,3% dibandingkan pendapatan pad atahun 2015 yang baru mencapai Rp 199,3 miliar.
Lalu bisnis jalan tol melalui PT Margautama Nusantara (MUN) menyumbang pendapatan Rp 385,73 miliar atau 39,08% terhadap total pendapatan. Bisnis jalan tol ini tumbuh 11,2% dari tahun sebelumnya meskipun ruas tol Tallo-Bandara Hasanuddin di Makassan mengalami penurunan pendapatan dari Rp 120,7 miliar menjadi Rp 112 miliar.
Pendapatan dari tol Pondok Ranji-Pondok Aren tumbuh 23,4% menjadi Rp 195 miliar dari Rp 158 miliar pada tahun 2015 dan tol Pelabuhan Soekarno Hatta-Pettarani naik 15,7% menjadi Rp 78,6 miliar dari Rp 67,9 miliar.
Sementara dari lini bisnis pengolahan air bersih menyumbang pendapatan sebesar Rp 37,2 miliar, meningkat 20,7% tahun sebelumnya. Pendapatan lain diperoleh dari jasa managemen Rp 1,05 miliar dan pendapatan konstruksi sebesar Rp 298,9 miliar yang meningkat tajam dari Rp 40,2 miliar pada tahun 2015.
Sejalan dengan pertumbuhan pendapatan tersebut, META berhasil mengantongi pertumbuhan laba bersih sebesar 13% menjadi Rp 148,2 miliar. Pertumbuhan ini lebih tipis dibandingkan pendapatan karena disaat yang sama perusahaan juga harus menanggung peningkatan beban termasuk beban keuangan.
Direktur Nusantara Infrastructure, Danni Hasan mengatakan, performa sepanjang 2016 merupakan merupakan kesuksesan perusahaan dalam menunjukan kinerja yang meyakinkan dengan pertumbuhan yang positif di tiga tahun terakhir
META berkomitmen untuk terus melakukan inovasi dan melihat peluang bisnis yang ada untuk mendorong pertumbuhan bisnis. "Hal tersebut dilakukan dengan berpartisipasi dalam pembangunan dan pengembangan infrastruktur di beberapa “smart city” di Indonesia. Seperti membangun “connectivity” yang bermanfaat bagi penduduk kota-kota tersebut.” kata Danni dalam keterangan resmi yang diterima KONTAN, Minggu (2/4).
Danni menambahkan, META telah berhasil melakukan sejumlah inovasi bisnis di sejumlah lini usaha. Di sektor jalan tol berinovasi dengan pelayanan terbaik melalui orientasi kepuasan pelanggan dan optimalisasi penggunaan teknologi informasi. Strategi investasi juga dilakukan untuk dapat menciptakan potensi pertumbuhan pendapatan dan laba di masa mendatang.
General Manager Corporate Affairs META Deden Rochmawaty mengatakan, dalam mengembangkan infrastruktur, pihaknya selalu menjaga pertumbuhan bisnis yang sehat dan positif di masing-masing sektor. Seperti sektor pelabuhan dan energi, perusahaan terus melakukan novasi dan melihat peluang bisnis yang ada.
"Untuk itu Perseroan selalu mencari peluang untuk melakukan ekspansi dan terbuka dalam menjalin aliansi dengan partner-partner lokal dan multinasional, seperti Cap Asia, Providence Equity, serta Nexco dan Jexway yang merupakan salah satu operator jalan bebas hambatan terbesar di Jepang." kata Deden.
Di bisnis air bersih, META berkomitmen akan terus melakukan ekspansi dengan menjajaki proyek -proyek yang ditawarkan pemerintah. Menurut Deden, potensi bisnis pengolahan air bersih akan semakin bagus sejalan dengan gencarnya pemerintah mengembangkan infrastruktur di sektor air. META sudah masuk ke bisnis ini sejak tahun 2012 dengan mendirikan strategic business unit (SBU) PT Potum Mundi Infranusantara (POTUM). Unit usahanya ini terus mengembangkan investasi portfolio maupun operation&maintenance; (O&M) di bidang manajemen air bersih.
Melalui POTUM, META akan terus meningkatkan portofolio baik pada proyek yang sudah beroperasi (brownfield) maupun yang mulai dari awal (greenfield).Saat ini, POTUM aktif mengkaji dan menjajaki proyek-proyek yg ditawarkan pemerintah baik dalam skema KPBU, PINA maupun Business-to-business di berbagai daerah di Indonesia terutama pulau Jawa, Sumatera dan Kalimantan.
Kapasitas produksi POTUM terus meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahujn 2015, kapasitas produksinya masih mencapai 1.435 liter/detik dan meningkatkan menjadi 1.475 liter/detik pada tahun 2016. Tahun ini, kapasitas produksinya ditargetkan bisa mencapai 1.725 liter/detik dan meningkat menjadi 2.025 liter/detik pada tahun 2018. Sejak berdiri tahun 2012, META telah menggelontorkan investasi lebih dari Rp 100 miliar untuk pengembangan bisnis pengolahan air bersih.
Sebelumnya, managemen META menyebutkan tahun ini akan menggelontorkan belanja modal (capex) sekitar Rp 900 miliar untuk mengembangkan bisnisnya di sektor menara, sektor energi dan pengolahan air bersih. Porsi paling besar akan dianggarakan untuk pengembangan bisnis menara yakni sebesar Rp 400 miliar. Perusahaan juga berencana ekspansi di sektor tol namun capex yang disiapkan untuk itu belum disebutkan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News