Reporter: Petrus Dabu, Muhammad Yazid | Editor: Edy Can
JAKARTA. Pemerintah optimistis, kebutuhan gas domestik pada 2018 akan aman. Hal ini karena pemerintah dalam lawatannya ke Inggris telah merestui perusahaan migas asal Inggris, BP Plc dan mitranya untuk membangun train 3 di kilang LNG Tangguh, Papua.
Seperti diketahui, proyek ini menelan investasi US$ 12 miliar atau 7,5 miliar poundsterling. Kalau sesuai jadwal, train-3 akan mulai beroperasi 2018 mendatang.
train 3 adalah proyek pengembangan lanjutan dari kilang LNG Tangguh yang saat ini sudah memiliki dua train. Kapasitas dua train itu mencapai 7,6 juta metrik ton (mt) LNG per tahun. Sedangkan, untuk train 3, didesain punya kapasitas 3,8 juta mt LNG per tahun.
Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Rudi Rubiandini mengatakan, adanya persetujuan pengembangan lanjutan atau plan of further development (POFD) train3, maka pasokan gas untuk kebutuhan dalam negeri diharapkan akan bertambah.
Rudi optimistis, tambahan suplai sebesar 40% dari total kapasitas train 3 mampu memenuhi kebutuhan gas nasional. Apalagi, kontrak gas jangka panjang dari LNG Bontang, Kalimantan Timur, akan berakhir 2018 mendatang.
Alhasil, Rudi bilang, pasokan gas untuk domestik dari train 3 maupun LNG Bontang akan bertambah menjadi 1.000 mmscfd. "Pada 2018, insya Allah kebutuhan domestik Indonesia dapat terpenuhi," kata Rudi.
Dia mengungkapkan, dengan jumlah pasokan gas sebanyak itu tentu saja dapat menjamin kebutuhan gas untuk industri. Sebab, untuk kontrak gas baru, pemerintah berkomitmen akan terlebih dahulu menawarkan pasokan gas ke perusahaan lokal. "Harga jual gas dalam negeri dari Kilang Bontang dan Tangguh mencapai US$ 11 per mmbtu," kata dia.
Deputi Perencanaan BP Migas, Widhyawan Prawiraatmadja, menambahkan, meski pemerintah telah merestui secara prinsip tentu saja persetujuan itu mesti dilegalkan. "Itu harus diformalkan. Harus dituangkan dalam bentuk persetujuan tertulis dari BP Migas, akhir November selesai," kata dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News