kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.965.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.830   0,00   0,00%
  • IDX 6.438   38,22   0,60%
  • KOMPAS100 926   8,20   0,89%
  • LQ45 723   5,45   0,76%
  • ISSI 205   2,17   1,07%
  • IDX30 376   1,61   0,43%
  • IDXHIDIV20 454   0,42   0,09%
  • IDX80 105   1,01   0,98%
  • IDXV30 111   0,45   0,40%
  • IDXQ30 123   0,28   0,22%

2019, belanja online 10,7% dari transaksi ritel


Sabtu, 26 September 2015 / 13:03 WIB
2019, belanja online 10,7% dari transaksi ritel


Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Bisnis belanja online atau e-commerce bakal terus tumbuh subur di Indonesia. Berdasarkan riset yang Credit Lyonnais Securities Asia (CLSA), jika 2014 lalu, transaksi belanja online porsinya mencapai 2,4% dari total transaksi ritel di Indonesia, pada 2019 mendatang diprediksi bisa meningkat jadi 10,7% dari total transaksi ritel.

Hanya saja, agar target pertumbuhan e-commerce ini bisa tercapai, pebisnis e-commerce harus memperkuat jaringan distribusi mereka agar barang pesanan bisa lebih cepat diterima oleh konsumen. Karena itu, pebisnis ini harus rela merogoh investasi untuk memperkuat jaringan layanan distribusi ini.

Layanan pengiriman dan logistik ini yang disebut sebagai supporting bisnis e-commerce. "Di Amerika Serikat dan China supporting ini tumbuh luar biasa," kata Anggita Vela Lydia, Manajer Senior Pengembangan Bisnis dan Hubungan Masyarakat Elevenia Rabu (23/9).

Pengamat perdagangan elektronik Andi S Budiman menyebut, dengan adanya dukungan ini, maka pengiriman barang bisa menjadi lebih cepat sehingga kepercayaan konsumen e-commerce meningkat. "Di Amerika dan China, barang bisa diterima pelanggan kurang dari 24 jam, dan jika pelanggan tidak puas mudah untuk mengembalikan barang," kata Andi kepada KONTAN, Rabu (23/9).

Jika dukungan logistik ini bisa terpenuhi, bukan tidak mungkin prediksi pertumbuhan bisnis e-commerce di Indonesia oleh CLSA tercapai.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×