Reporter: Lydia Tesaloni | Editor: Tri Sulistiowati
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (APRINDO) mengakui pasokan beras di ritel sempat mengalami perlambatan seiring arahan penarikan sejumlah merek. Namun, produsen kini telah kembali melakukan produksi dengan harga yang disesuaikan.
Ketua Umum Aprindo Solihin memastikan beras-beras yang sebelumnya telah teridentifikasi tak sesuai dengan standar mutu sempat diturunkan dari display. Namun, setelahnya tetap dijual dengan pengurangan harga sesuai kesepakatan.
Baca Juga: Menakar Dampak Penyaluran Beras SPHP Terhadap Harga Beras di Pasaran
“Berdasarkan arahan Mabes Polri, Aprindo diminta tetap menjual dengan harga yang disesuaikan dengan mutu beras. Nah, Aprindo menyurati produsen, dan produsen sepakat memotong harga Rp 1.000–Rp 1.500,” jelas Solihin kepada Kontan, Rabu (20/8/2025).
Namun, kini produsen telah mulai melakukan produksi kembali. Untuk penentuan harga, Solihin bilang Aprindo mengembalikan keputusan kembali ke produsen, tetapi ia memastikan Aprindo tidak akan menjual di atas harga eceran tertinggi (HET).
Lebih lanjut, Solihin bilang mayoritas merek terindikasi melanggar standar mutu karena persentase patahannya melebihi 15%, tak sesuai dengan standar beras premium. Namun, ia menyebut kini produsen telah memastikan hal itu tak akan terjadi lagi dengan mengatur mesin produksi lebih cermat.
Untuk saat ini, ia bilang penyaluran beras premium sudah dimulai kembali. Namun memang prosesnya akan berbeda pada masing-masing daerah. “Karena cakupan kita nasional. Ya mungkin di Jakarta lebih cepat, tapi daerah lain lebih lambat. Tapi dalam waktu dekat beras di seluruh peritel ada,” katanya.
Baca Juga: Penyaluran Beras SPHP Baru Capai 3,46%, Apa Hambatannya?
Selanjutnya: Pelaku Usaha Mengkhawatirkan Dampak Keterlambatan Izin Impor Daging
Menarik Dibaca: BMKG Catat Gempa Terkini Magnitudo 4,9 di Bekasi
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News