kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

23 desainer adu karya di Jakarta Fashion Week


Jumat, 09 November 2012 / 16:24 WIB
23 desainer adu karya di Jakarta Fashion Week
ILUSTRASI. Waspadi gejala angin duduk


Reporter: Adisti Dini Indreswari | Editor: Asnil Amri

JAKARTA. Kali ini, pemerintah mulai membidik bisnis fesyen sebagai salah satu potensi ekspor. Seperti yang dilakukan Kementerian Perdagangan yang menggelar temu bisnis di sela-sela rangkaian acara Jakarta Fashion Week (JFW) 2013 yang berlangsung 8-9 November 2012.

Dalam temu bisnis tersebut, Kemendag memfasilitasi temu bisnis antara desainer Indonesia dengan sejumlah buyer yang di undang datang ke JFW tersebut. "Harapannya, desainer Indonesia tidak hanya menciptakan desain yang unik dan berkualitas tinggi, namun dari sisi pemasaran juga mampu menyerap kebutuhan pasar lebih besar," kata Dirjen Pengembangan Ekspor Nasional Kemendag Gusmardi Bustami ketika membuka Buyer's Room, Kamis (8/11).

Dalam temu bisnis dengan buyer itu, ada 23 desainer Indonesia yang ikut serta. Mereka berasal dari; (X) SML, Ali Charisma, Antyk Butyk, Ardistia Dwiasri, Canvas Living, Deden Siswanto, Frej, Friedrich Herman, Harper & Smith, Hunting Fields, ISIS, Kle, La Spina Shoes, Pvblic Affair, dan Toton.

Temu bisnis yang disebut dengan Buyer's Room itu, mendatangkan sejumlah buyer ternama, baik dari dalam maupun luar negeri. Dari dalam negeri, sejumlah peritel ikut hadir, seperti seperti Galeries Lafayette, Gilang Cipta Persada, Metro Department Store, Mitra Adiperkasa, Sarinah Department Store, dan Zalora Indonesia siap berpartisipasi.

Sedangkan buyer mancanegara yang dijadwalkan berkunjung antara lain Gnossem, Harvey Nichols, Inverted Edge, Isetan Singapore, Lambert and Associates, Rainbow Lane, serta Shinsegase.

Sayangnya, Gusmardi menolak menyebut berapa target transaksi dalam pertemuan bisnis tersebut. "Kalau bicara target, susah karena ini baru pertama kali. Mereka mau datang saja sudah bagus," ujarnya.

Maklum, sejak diselenggarakan pertama kali tahun 2008, baru kali ini JFW memasukkan Buyer's Room ke dalam agendanya. Yang jelas, Gusmardi bukan hanya berharap dari buyer luar negeri saja, tetapi juga dari buyer dalam negeri juga. "Permintaan dari dalam negeri juga sangat tinggi. Pasalnya, banyak desainer sudah go international tetapi malah belum ada di Indonesia," tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×