Reporter: Gentur Putro Jati |
JAKARTA. Sebanyak 250 perusahaan menanti sambungan listrik baru sebesar 600 MW dari PT PLN Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang (Disjaya).
Ultrisza Mednawarman, Manajer Bidang Niaga PLN Disjaya mengungkapkan seluruh perusahaan yang umumnya pelaku industri itu masuk daftar tunggu untuk bisa mendapat sambungan baru.
"Kalau pelanggan rumah 450 VA sampai 900 VA sih bisa langsung dilayani. Tetapi kalau pelanggan besar yang ingin memasang 20 MVA (setara 18 MW) sampai 100 MVA (90 MW) tidak bisa sewaktu-waktu disambung. Karena kami butuh investasi untuk membangun atau menambah daya Gardu Induk," kata Ultrisza, Rabu (14/7).
Menurutnya, ada perusahaan baja asing yang mengajukan permohonan untuk disambungkan listrik sampai 100 MVA. Sayangnya, ia enggan menyebut nama perusahaan tersebut.
Ultrisza hanya menyebut, perusahaan maupun pelanggan rumah tangga yang ingin mendapatkan sambungan baru harus membayar biaya sambung sesuai Peraturan Menteri ESDM yang mengatur tarif dasar listrik yang baru. Menurut beleid itu, sambungan 1 fasa atau 3 fasa dengan daya tersambung sampai 2.200 VA dikenakan biaya Rp 750 per VA; serta untuk daya tersambung diatas 2.200 VA sampai 200 KVA dengan daya diatas 200 KVA kena biaya Rp 775 per VA.
"Kami memang menanggung hajat hidup orang banyak, tetapi kami juga harus berbisnis. Untuk bisa melayani semua permintaah harus bangun gardu induk. Tapi tidak mungkin seluruhnya bisa dilayani tahun ini. Mungkin sampai 500 MW bisa dilayani setelah November. Sisanya tahun depan," imbuhnya.
Menurut Ultrisza, beban puncak di Jakarta terjadi siang hari antara pukul 10.00-11.00 karena aktifitas perkantoran dan industri terjadi di siang hari. Sepanjang 2009 lalu beban puncak tertinggi yang dilayani PLN Disjaya mencapai 5.000 MVA (4.500 MW). Sementara sampai Mei tahun ini saja sudah meningkat menjadi 5.540 MVA (4.986 MW).
PLN Disjaya mendapat pasokan dari unit PLN Distribusi Jawa Bali yang memiliki kapasitas terpasang 24.000 MW.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News