kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,02   -8,28   -0.91%
  • EMAS1.318.000 0,61%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

3 alasan Kompas Gramedia investasi di Scoop


Rabu, 24 April 2013 / 09:03 WIB
3 alasan Kompas Gramedia investasi di Scoop
ILUSTRASI. Pertamina masih melakukan investigasi penyebab kebakaran tangki Kilang Cilacap, Sabtu malam.


Reporter: Asnil Bambani Amri | Editor: Asnil Amri

JAKARTA. Kompas Gramedia melalui anak usaha Grup Digital, PT Gramedia Digital, berinvestasi sebesar 3 juta dollar Singapura (sekitar Rp 23,5 miliar) di perusahaan pengembang aplikasi Apps Foundry Pte. Ltd.

Ada tiga alasan yang membuat Kompas Gramedia melakukan investasi di perusahaan yang mengembangkan aplikasi mobile e-reader Scoop ini. Alasan itu disampaikan oleh Direktur Grup Digital Kompas Gramedia Edi Taslim.

Edi menjelaskan, alasan pertama ada pada potensi dan peluang bisnis di tengah tren konsumsi media cetak di perangkat media digital. Scoop dinilai menjadi pemimpin dalam layanan aplikasi e-reader dan e-publishing untuk pasar Indonesia.

Hal ini terbukti dari prestasi Scoop yang menguasai pasar dan raihan jumlah unduh yang besar di beberapa toko aplikasi online. Hingga kini, aplikasi Scoop diunduh 650.000 kali dari perangkat mobile iOS, Android dan Windows Phone, serta memiliki 210.000 pengguna aktif bulanan yang mengakses dari aplikasi mobile maupun situs web www.getscoop.com.

Sebanyak 90% pengguna berasal dari Indonesia dan 80% pendapatan dari perangkat iOS. Alasan kedua adalah, Scoop telah menjadi wadah digital bagi produk terbitan Kompas Gramedia, mulai dari majalah, suratkabar, hingga buku.

Kerjasama strategis ini membantu Kompas Gramedia dalam memperkuat pangsa pasar. Menurut Edi, pihaknya ingin meminimalkan risiko namun tetap mengikuti tren. "Saat ini lebih dari 90% penerbit majalah dan 50 suratkabar di Indonesia bergabung di Scoop, termasuk harian Kompas yang menjalin kemitraan eksklusif. Lebih dari 10.000 judul e-book dari 7 penerbit buku kelompok Kompas Gramedia juga bisa diunduh di Scoop," ujar Edi di Jakarta, Rabu (24/4).

Apps Foundry tak puas diri berbisnis di Indonesia. Perusahaan yang berdiri sejak 2010 ini akan ekspansi ke bisnis Scoop ke negara kawasan Asia, terutama Asia Tenggara. CEO Apps Foundry Wilson Cuaca mengatakan, bakal menjalin kemitraan dengan penerbit di Singapura, Malaysia, Filipina, India dan Brasil. Setiap tahunnya Scoop menawarkan 1,8 juta e-publishing dari seluruh dunia.

"Khusus di Brasil, justru penerbit di sana yang meminta kerjasama dengan kami karena melihat aplikasi kita menarik dan punya banyak konten," ujar Wilson.

Alasan ketiga yang membuat Kompas Gramedia tertarik berinvestasi di Apps Foundry adalah, kemampuannya menunjukkan daya saing multinasional. Apps Foundry juga akan membuat aplikasi Scoop berbasis negara, untuk memudahkan pengguna menikmati konten dalam negeri.

Apps Foundry kini diasuh oleh 30 karyawan di Singapura dan Indonesia. Kantor pusat Apps Foundry dan divisi penjualannya berada di Singapura, sementara divisi pemasaran, desain dan pengembang aplikasinya berbasis di Jakarta. 

Selain Kompas Gramedia, Apps Foundry juga menerima investasi dari Gobi Partners dan Mitsui Global Investments (MGI) pada putaran pertama. (Aditya Panji/Kompas.com)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×