kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.901.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.524   20,00   0,12%
  • IDX 7.547   62,59   0,84%
  • KOMPAS100 1.060   11,20   1,07%
  • LQ45 799   8,09   1,02%
  • ISSI 256   2,49   0,98%
  • IDX30 413   4,04   0,99%
  • IDXHIDIV20 469   3,67   0,79%
  • IDX80 120   1,07   0,91%
  • IDXV30 122   -0,34   -0,28%
  • IDXQ30 131   1,10   0,85%

60% Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum di RI Masih Bersumber dari Batubara


Kamis, 31 Juli 2025 / 18:40 WIB
60% Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum di RI Masih Bersumber dari Batubara
ILUSTRASI. (KONTAN/Carolus Agus Waluyo) Kementerian ESDM sebut mayoritas Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) dalam negeri, sumber energi listriknya berasal dari batubara.


Reporter: Sabrina Rhamadanty | Editor: Tri Sulistiowati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengatakan mayoritas Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) dalam negeri, sumber energi listriknya masih berasal dari batubara.

"Saat ini SPKLU masih tersambung dengan grid (jaringan listrik) yang ada, sekitar 60% dari batubara," ungkap Kepala Balai Besar Survei dan Pengujian Ketenagalistrikan Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementrian ESDM, Harris dalam agenda Connect! #9 di Menara KADIN, Jakarta, Kamis (31/07).

Meski begitu, Harris bilang terdapat kebijakan nasional dalam Peraturan Presiden Nomor 112 Tahun 2022 telah melarang pembangunan PLTU (Pembangkit Listrik Tenaga Uap) baru berbasis batubara.

"Dengan tidak lagi dibuka kontrak baru untuk PLTU, sebagai gantinya, dengan target yang semakin meningkat, menggunakan renewable energy yang semakin besar kapasitasnya," tambahnya.

Baca Juga: Catat Rugi Investasi Rp 1,82 Triliun di Semester I 2025, Cek Rekomendasi Saham SRTG

Ia juga menjelaskan, target penurunan sumber listrik berbasis fosil ini sejalan dengan RUPTL (Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik) 2025-2034 yang menetapkan target penambahan pembangkit listrik EBT (Energi Baru Terbarukan) sebesar 42,6 GW. 

Adapun, secara keseluruhan, RUPTL ini menargetkan penambahan kapasitas pembangkit listrik sebesar 69,5 GW hingga tahun 2034, dengan porsi EBT mencapai 61% dari total penambahan tersebut. 

Disisi lain, Harris bilang saat ini Kementerian ESDM tengah mengembangkan SPKLU yang suplai listriknya langsung dari Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS).

"Untuk yang langsung SPKLU suplainya dari PLTS, ada beberapa tapi baru pilot projet, di Kementerian ESDM, dan itu fast charger," katanya.

Asal tahu saja, Kementerian ESDM telah menargetkan pembangunan hingga 62.918 SPKLU hingga tahun 2030. Sementara, berdasarkan data PT PLN (Persero), jumlah SPKLU yang telah beroperasi hingga 2024 mencapai 3.233 unit dan tersebar di berbagai wilayah Indonesia.

Baca Juga: PPATK Buka Kembali 28 Juta Rekening Dormant, Nasabah Wajib Lakukan Ini

Selanjutnya: Ekspor CPO Maksimal 1 Juta Ton per Tahun Bakal Bebas Bea Masuk ke Eropa

Menarik Dibaca: Apakah Minum Teh Hijau Bisa Menurunkan Berat Badan atau Tidak? Ini Jawabannya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak Executive Macro Mastery

[X]
×