Reporter: Muhammad Julian | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT ABM Investama Tbk (ABMM) optimistis pendapatan tahun 2022 bisa melampaui target yang yang ditentukan.
Direktur ABMM, Adrian Erlangga memperkirakan, pendapatan konsolidasi perusahaan bisa mendekati US$ 1,5 miliar pada( tahun 2022.
“(Kenaikan pendapatan) karena volume pekerjaan dan kenaikan harga batubara,” ujar Adrian kepada Kontan.co.id (23/10).
Sejatinya, ABMM menetapkan target pendapatan sebesar US$ 900 juta - US$ 1,10 miliar di tahun 2022. Jumlah tersebut mendekati realisasi pendapatan ABMM di tahun 2021 yang berjumlah US$ 1,01 miliar.
Dus, menurut hitungan kasar Kontan.co.id, kenaikan pendapatan ABMM bakal mendekati 46,79% dibanding realisasi 2021 jika pendapatan ABMM berhasil mendekati US$ 1,5 miliar pada tahun 2022.
Baca Juga: ABMM Siapkan US$ 40 Juta Gelar Aksi Penawaran Tender (Buyback) Surat Utang
Selain menetapkan target pendapatan, ABMM juga menetapkan sejumlah target kinerja operasional. Pada lini usaha pertambangan batubara, ABMM mengincar volume produksi dan penjualan batubara sebesar masing-masing 13-14 juta ton. Pada tahun 2021 lalu, realisasi volume produksi batubara ABMM berjumlah 13,22 juta ton, sedang realisasi volume penjualannya berjumlah 13,53 juta ton.
Pada lini usaha kontrak pertambangan, ABMM menetapkan target pengupasan dan pemindahan alias stripping and overburden removal sebesar 180 juta - 200 juta bcm pada tahun 2022, sedang target penyewaan alat untuk pengambilan batubara ditargetkan ekuivalen dengan 30-35 juta ton batubara.
Sebelumnya, realisasi stripping and overburden removal ABMM di tahun 2021 berjumlah 178,56 juta bcm, sementara realisasi penyewaan alat untuk pengambilan batubara ABMM i tahun 2021 mencapai ekuivalen 30,61 juta ton.
Hingga tutup tahun nanti, ABMM masih mengejar target operasional yang sama. Adrian tidak merinci berapa realisasi kinerja operasional ABMM sejauh ini. Yang terang, ia memastikan bahwa realisasi kinerja operasional ABMM masih sejalan dengan target.
“Cuaca memang sangat menantang. Namun kami terus berupaya supaya semua target dapat dicapai. Semoga semua operasi tetap aman dan dilancarkan,” tutur Adrian.
Selain menjaga kinerja agar sejalan dengan target, ABMM juga mengawal agenda ekspansi. Pada September 2022 lalu, ABMM melalui anak usaha yang dimiliki sepenuhnya secara tidak langsung, yakni PT Radhika Jananta Raya, secara efektif mengakuisisi 1,76 miliar saham atau setara 30% saham GEMS. Nilai akuisisi tersebut mencapai US$ 420 juta.
“(Realisasi capital expenditure/capex ABMM) mendekati US$ 600 juta termasuk akuisisi 30% saham di GEMS,” ujar Adrian tanpa merinci detail realisasi capex tersebut.
Sepanjang Januari-Juni 2022 lalu, ABMM telah membukukan pendapatan sebesar US$ 652,20 juta, naik 51,81% dibanding realisasi Januari-Juni 2021 yang sebesar US$ 429,60 juta.
Dari hasil pendapatan itu, ABMM mengantongi laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk alias laba bersih sebesar US$ 95,48 juta di Januari-Juni 2022. Jumlah tersebut naik 73,69% dibanding perolehan laba bersih ABMM pada Januari-Juni 2021 yang sebesar US$ 54,97 juta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News