kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

ABM Investama: Opsi perubahan RKAB produksi batubara bisa pengaruhi investasi


Rabu, 12 Februari 2020 / 19:26 WIB
ABM Investama: Opsi perubahan RKAB produksi batubara bisa pengaruhi investasi
ILUSTRASI. Salah Satu Fasilitas Pendukung Distribusi Batubara ABM Investama di Kalsel. ABM Investama menilai sah-sah saja bagi pemerintah apabila nantinya mengubah RKAB produksi batubara.


Reporter: Dimas Andi | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT ABM Investama Tbk (ABMM) turut mengomentari pernyataan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) yang membuka peluang revisi target produksi batubara nasional di tahun ini.

Direktur ABM Investama Adrian Erlangga menilai, sah-sah saja bagi pemerintah apabila nantinya mengubah Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB) produksi batubara. Namun, dari sisi pelaku industri, sebuah perusahaan tidak bisa sembarangan menaikkan atau menurunkan volume produksi batubara.

Baca Juga: Alfa Energi: Pemerintah perlu konsisten jalani rencana perubahan produksi batubara

Pasalnya, perusahaan sudah mendesain investasi di bidang penambangan batubara sejak awal dengan asumsi ada volume batubara yang bisa dihasilkan. “Tiap kenaikan-penurunan produksi batubara tentu ada biaya yang mesti dikeluarkan dan itu nilainya besar,” ujar Adrian, hari ini (12/2).

Selain itu, akan ada efek domino yang ditimbulkan jika produksi batubara suatu perusahaan mengalami perubahan.

“Bisnis yang berkaitan dengan infrastruktur tambang dan logistik tambang juga akan terdampak. Pangsa pasar kami sebagai pelaku industri juga bisa terpengaruh kalau produksi direvisi,” ungkap dia.

Catatan Kontan, emiten berkode ABMM tersebut berencana memproduksi batubara sebanyak 15 juta ton di tahun ini. Di saat yang sama, perusahaan menganggarkan belanja modal sebesar US$ 90 juta yang sebagian besar digunakan untuk pemeliharaan peralatan tambang.

Baca Juga: Target produksi batubara nasional berpotensi direvisi, ini tanggapan Bukit Asam

Dalam berita sebelumnya, Direktur Jenderal Mineral dan Batubara (Minerba) Kementerian ESDM Bambang Gatot Ariyono mengungkapkan, pemerintah membuka opsi revisi RKAB periode semester pertama.

Apabila terwujud, produksi batubara nasional di tahun ini dapat meningkat dari target awal yang berada di level 550 juta ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×