Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Acset Indonusa Tbk (ACST) terus menguatkan fondasi keuangannya. Salah satunya dengan melakukan pembayaran pinjaman kepada pemegang sahamnya.
Perusahaan juga telah menyelesaikan rangkaian penambahan modal melalui penawaran umum terbatas (PUT) II dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau right issue. Emiten berkode saham ACST di Bursa Efek Indonesia (BEI) ini menawarkan 5,72 miliar lembar saham baru dengan harga pelaksanaan Rp 262.
Sekretaris Perusahaan Acset Indonusa Maria Cesilia Hapsari menyebutkan dana right issues ini digunakan untuk membayar shareholder loan kepada PT United Tractors Tbk (UNTR) yang merupakan induk tidak langsung perusahaan. ACST berharap dengan pelaksanaan right issue ini dapat memperbaiki struktur permodalan perusahaan.
"Kami berharap dengan permodalan yang kuat dan balance sheet yang terjaga menjadi pondasi yang kuat untuk menunjung pertumbuhan Acset," ujarnya kepada kontan.co.id, Selasa (29/9).
Asal tahu saja, untuk pinjaman ini sendiri jatuh tempo fasilitas baru pada 30 April 2023. Sesuai dengan prospektus yang telah diumumkan, pembayaran yang akan dilakukan sebesar Rp 1,49 triliun kepada UNTR. Adapun per 15 September kemarin saldo pokok pinjaman kepada terutang sebesar Rp 2,04 triliun. Karenanya, usai pembayaran sebagian saldo pokok pinjaman itu berkurang menjadi Rp 544,75 miliar.
Baca Juga: Acset Indonusa (ACST) bukukan kontrak baru Rp 260 miliar hingga pertengahan September
Menilik laporan keuangan ACST, total aset emiten konstruksi ini tercatat sebesar Rp 4,16 triliun pada semester I-2020. Jumlah itu anjlok 60,15% diabandingkan posisi pada Desember 2019 sebesar Rp 10,44 triliun.
Adapun total liabilitas ACST tercatat sebesar Rp 4,12 triliun yang mana pinjaman dari pemegang saham menjadi kontributor utama dengan nilai sebesar Rp 2,04 triliun atau setara 49,51%.
Di sisi lain, hingga pertengahan September ACST mencatatkan kontrak baru sebesar Rp 260 miliar. Adapun proyek yang baru didapatkan dari pembangunan jalan tol akses BIJB Kertajati.
ACST dipercaya menjadi kontraktor utama atas pekerjaan paket 2 dengan panjang jalan 1,5 km. Secara keseluruhan, jalan tol akses memiliki panjang 3,7 km dan diharapkan dapat beroperasi pada akhir tahun 2021. Tol akses ini merupakan penambahan lingkup Jalan Tol Ruas Cikampek (Cikopo)-Palimanan yang konsesinya dipegang oleh PT Lintas Marga Sedaya.
Dengan penambahan kontrak baru tersebut, total order book ACST saat ini sebesar Rp 2,7 triliun. Hingga tutup tahun, Maria juga masih enggan membeberakan tender apa saja yang sedang diikuti perusahaan. Yang jelas, perusahaan akan selektif dan memastikan bahwa proyek tersebut sesuai dengan kemampuan dan kapasitas operasional.
Selanjutnya: Begini dampak PSBB Jakarta bagi Acset Indonusa (ACST)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News