Reporter: Sabrina Rhamadanty | Editor: Tri Sulistiowati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Beberapa emiten di sektor sawit memiliki target berbeda terhadap produksi tahun ini. Perbedaan ini kebanyakan dipengaruhi oleh umur tumbuhan sawit, apalagi beberapa emiten besar tengah melakukan replanting.
Sedangkan dengan umur tanaman sawit di masa prima atau sekitar 12 tahun di tahun ini diprediksi akan menghasilkan kapasitas produksi besar.
Emiten pertama yang saat ini tengah melakukan replanting adalah PT Astra Astra Agro Lestari Tbk (AALI), Direktur Utama AALI, Santosa pun mengoreksi target produksi di tahun ini.
"Secara internal, mengingat profil usia tanaman di Astra Agro termasuk adanya program replanting, maka untuk tahun ini seharusnya produksi dari kebun inti Astra Agro akan menghasilkan produksi sama dengan tahun lalu sedangkan laba akan sangat ditentukan oleh pergerakan harga CPO," ungkapnya kepada Kontan beberapa waktu lalu.
Baca Juga: Ini Strategi Perusahaan Sawit Hadapi La Nina
Sebagai gambaran, sepanjang 2023 produksi Tandan Buah Segar (TBS) milik perseroan mengalami kenaikan sebesar 4,8% pada 2023.
Adapun secara total, produksi TBS dari kebun inti korporasi pada tahun 2023 mencapai 3,31 juta ton atau naik 4,8%, dari produksi TBS pada 2022 yang hanya sebesar 3,15 juta ton.
Emiten kedua yang saat ini juga tengah menjalankan replanting adalah Sampoerna Agro (SGRO). Investor Relations Sampoerna Agro Stefanus Darmagiri mengatakan Produksi Tandan Buah Segar (TBS) pada kebun inti diperkirakan masih dapat tumbuh pada tahun 2024. Akan tetapi produksi TBS dari kebun plasma diperkirakan akan menurun.
"Yang salah satunya disebabkan oleh adanya kegiatan replanting dari kebun plasma. Kami berharap total produksi TBS (inti dan plasma) pada tahun 2024 masih dapat sama dengan tahun sebelumnya," katanya.
Meski produksi TBS mengalami penurunan, SGRO menargetkan produksi minyak kelapa sawit alias crude palm oil (CPO) sebesar 5% di tahun 2024.
Lain halnya dengan PT Cisadane Sawit Raya Tbk (CSRA), emiten ini menargetkan produksi TBS dan CPO yang meningkat dibanding tahun lalu. Sekretaris perusahaan CSRA mengatakan, saat ini 75% pohon sawit milik perseroan masih berada di prime production age.
"CSRA sendiri, lebih dari 75% tanamannya berada pada prime production age, dan sudah melakukan proses replanting dengan menggunakan bibit tanaman yg lebih baik terhadap tanaman-tanaman tua," jelasnya.
Oleh karena itu, pihaknya membidik target produksi di tahun 2024 yaitu CPO hingga 80 ribu ton dengan TBS mencapai 380 ribu ton.
Seiring dengan peningkatan target produksi, CSRA juga membidik peningkatan pendapatan dan laba produksi dengan revenue ditargetkan Rp 1 triliun dengan laba Rp200 miliar.
"Kami melihat harga CPO cukup bullish dan optimis terhadap peningkatan produksi CPO. Sedangkan peningkatan produksi TBS diperkirakan mencapai puncak nya pada kuartal 3 ini yang merupakan puncak tahun panen," tutupnya.
Baca Juga: Laba SGRO Turun 24% di Semester I 2024, Ini Penjelasan Manajemen
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News