Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Tendi Mahadi
Kata dia, insentif PPN di sektor properti berbeda dengan insentif PPnBM pada mobil yang produknya sudah ada dan siap untuk dijual. Sedangkan pada rumah, pembangunan untuk segmen harga tersebut bisa memakan waktu 5 bulan - 6 bulan.
"Kalau rumah sampai Rp 2 miliar nggak mungkin 3 bulan jadi. Memang membantu untuk menjual stok, tapi nggak mencapai sasaran untuk sektor properti secara keseluruhan," tegas Daniel.
Merujuk data yang dipaparkan oleh Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, jumlah stok rumah non-subsidi untuk kelas Rp 300 juta - Rp 1 miliar terdapat 9.000 unit. Jumlah yang sama untuk stok rumah kelas Rp 1 miliar- Rp 2 miliar.
Baca Juga: Perbankan berharap stimulus properti bisa dongkrak bisnis KPR di 2021
Sedangkan untuk stok rumah dengan rentang kelas Rp 2 miliar - Rp 3 miliar berkisar 4.500 unit. Jumlah yang sama untuk stok rumah rentang Rp 3 miliar - Rp 5 miliar.
Meski begitu, pelaku usaha di sektor properti pun menyambut baik insentif PPN tersebut. Sekretaris Perusahaan PT Intiland Development Tbk (DILD) Theresia Rustandi berharap insentif ini bisa menggerakkan sektor properti di tahun ini.
Sehingga bisa turut menjadi motor pemulihan ekonomi dan menggerakkan multiplier effect bagi kegiatan bisnis lainnya. "Kami memberikan apresiasi kepada pemerintah atas insentif yang diberikan," kata Theresia kepada Kontan.co.id, Senin (1/3).
Namun, dia belum bisa membeberkan sejauh mana dampak insentif PPN tersebut dalam menurunkan harga rumah. Theresia bilang, pihaknya masih menunggu detail teknis terkait PPN keluaran dan masukan yang bisa dikreditkan. "Ini teknis sekali, namun sangat penting dalam proses penghitungan harga rumah," pungkasnya.
Selanjutnya: Kemenkeu anggarkan Rp 5 triliun untuk insentif PPN rumah
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News