Reporter: Muhammad Julian | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) menimbang kemungkinan produksi emas di tahun ini terganggu. Hal tersebut dilakukan menyusul insiden yang terjadi di tambang emas Tujuh Bukit di Banyuwangi, Jawa Timur, Sabtu (12/9) lalu.
Presiden Direktur MDKA Tri Boewono mengungkapkan, perusahaan mendapati adanya keretakan pada permukaan heap leach pad pada Sabtu (12/9) pagi.
Pada perkembangan selanjutnya, sebagian ore atau batu hasil galian pertambangan yang ditumpuk pada bagian depan heap leach pad mengalami penurunan muka, sehingga pergerakan material tersebut mengakibatkan kerusakan pada pipa dan pompa.
“Target produksi emas tahun ini sampai dengan akhir tahun tentunya dengan kejadian tadi hari Sabtu kemarin di proyek tambang Tujuh Bukit akan berpengaruh dari target produksi tahun ini,” kata dia pada acara paparan publik yang di helat secara virtual, Selasa (15/9).
Baca Juga: Merdeka Copper Gold (MDKA) targetkan produksi emas 195.000 ounce tahun ini
Sebagai informasi, MDKA memang menggunakan teknologi heap leaching untuk memisahkan emas dari batuan lainnya. Dalam metode tersebut, ore yang sudah terkumpul disemprot oleh senyawa kimia untuk memisahkan emas dari batuan.
Dengan insiden ini, pekerjaan irigasi pada area heap leach pad terpaksa dihentikan sementara. Namun proses ekstraksi masih tetap berjalan.
Tri mengaku belum bisa memperkirakan secara pasti bagaimana dampak insiden tersebut terhadap realisasi produksi emas dan arus kas perusahaan pada tahun ini, sebab angka-angka tersebut masih dihitung oleh pihak perusahaan.
Yang pasti, Tri memastikan bahwa tidak ada kehilangan emas dalam insiden tersebut. Hanya saja proses produksi memang menjadi tertunda. “Perusahaan juga memiliki polis asuransi yang komprehensif mencakup material damage dan business interruption,” imbuh Tri.
Lebih lanjut Tri bilang bahwa insiden ini juga tidak menimbulkan korban jiwa atau luka pada pekerja yang saat itu berada di lokasi. Ia juga mengklaim, insiden tersebut tidak menimbulkan kerusakan alam.
MDKA memastikan, insiden kerusakan pipa dan pompa tidak mengubah rencana pengeboran dan pra-studi kelayakan di Proyek Tembaga Tujuh Bukit.
Catatan saja, saat ini perusahaan memang tengah melakukan pra studi kelayakan terhadap Proyek Tembaga Tujuh Bukit. Kalau tidak ada aral melintang, pra studi kelayakan proyek tersebut diharapkan selesai pada tahun 2021 mendatang.
Meski begitu, insiden keretakan heap leach diperkirakan mengubah anggaran belanja modal atau capital expenditure (capex) perusahaan. Sebab MDKA perlu melakukan perbaikan pada pipa dan pompa yang rusak.
Baca Juga: WOM Finance dan Merdeka Copper (MDKA) rilis obligasi, mana yang lebih menarik
Sayangnya, karena dampak kerusakan dan operasional insiden masih dihitung, perusahaan mengaku belum bisa memproyeksi berapa perubahan capex setelah adanya insiden. MDKA juga belum mengonfirmasi lebih lanjut, apakah perubahan yang dimaksud berupa penambahan atau justru pengurangan dana capex.
“Serapan capex sampai dengan semester I-2020 capai US$ 30 juta. Nanti proyeksi sampai dengan akhir tahun akan bertambah lagi US$ 50 juta menjadi US$ 80 juta. Tetapi sekali lagi, ini belum termasuk efek dari atau akibat dari perubahan yang akan diperlukan dari peristiwa Sabtu kemarin,” ujar Tri.
Sampai dengan akhir semester I-2020, MDKA telah memproduksi emas sebanyak 108.823 ons. Sementara itu, realisasi produksi tembaga MDKA tercatat sebesar 2.926 ton.
Selanjutnya: Merdeka Copper Gold (MDKA) menawarkan obligasi dengan bunga hingga 10,25%
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News