Reporter: Pratama Guitarra | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Tim Reformasi Tata Kelola Minyak dan Gas Bumi (Migas) merekomendasikan perubahan jenis bahan bakar minyak (BBM) yang disubsidi dari bensin berkadar research octane number (RON) 88 menjadi bensin RON 92. Penggantian itu, menurut Tim Reformasi, bertujuan untuk membasmi kartel dalam kegiatan impor BBM yang dilakukan anak usaha Pertamina, yakni Pertamina Trading Limited (Petral).
Ketua Tim Reformasi Tata Kelola Migas Faisal Basri menjelaskan, rekomendasi penggantian jenis bensin yang disubsidi itu demi transparansi impor bahan bakar minyak (BBM) yang selama ini dilakukan Petral dan mempersempit upaya kartel. Menurut Faisal, Indonesia merupakan satu-satunya negara yang masih memakai bensin RON 88.
Itu sebabnya, produsen BBM jenis itu pun terbatas. Dan karena tak banyak pesaingnya, produsen bensin RON 88 bisa menentukan harga sesuai dengan keinginan mereka. Tim Reformasi Tata Kelola Migas menemukan, produsen mencampur bensin jenis RON 92 dengan nafta untuk mendapatkan bensin jenis RON 88.
Faisal menambahkan, pemenang lelang RON 88 memang berbeda-beda. Tapi, pemilik berbagai perusahaan itu ternyata sama. Atas dasar temuan itu, Tim Reformasi menyarankan pemerintah menghapus bensin RON 88 menjadi bensin RON 92 agar kegiatan pengadaannya pun jadi lebih transparan.
Ia menargetkan, Indonesia tidak lagi memakai bensin jenis RON 88 bersulfur 0,35% dalam waktu lima bulan, setelah rekomendasi ini diterima pemerintah. "Dalam waktu dua bulan, Pertamina juga diminta untuk meng-upgrade kilang domestik agar mampu memproduksi RON 92," ungkap dia dalam konfrensi pers, di kantor Kementerian ESDM, Minggu (21/12).
Cara peningkatan produksi bensin jenis RON 92 bisa dilakukan dengan menambah methyl tertiary butyl ether (MTBE) pada pertamax off untuk mengurangi kadar aromatik yang dihasilkan oleh kilang-kilang milik Pertamina. "Butuh waktu. Kalau ingin cepat dilaksanakan penghapusan 88, maka impor 92 harus naik," ujar dia. Namun memang, kilang Indonesia yang bisa menghasilkan bensin RON 92 baru Balongan.
Untuk menentukan harga jual bensin RON 92, pemerintah disarankan memberikan subsidi yang bernilai tetap, seperti Rp 500 per liter. Formula perhitungan harga patokan subsidi sudah termasuk harga patokan BBM dan harga eceran. "Menteri ESDM Sudirman Said sudah menyetujui rekomendasi kami," ujar dia.
Faisal menegaskan, tugas utama Tim Reformasi Tata Kelola Migas bukan untuk mencari mafia migas, tapi mempersempit ruang gerak bisnis para mafia migas.
Direktur Retail dan Pemasaran Pertamina, Ahmad Bambang, bilang, pengubahan RON 88 menjadi mogas 92 bisa dilakukan dalam dua bulan hingga tiga bulan mendatang, jika kilang TPPI diserahkan ke Pertamina.
Petral masih dikaji
Setelah merekomendasikan soal penghapusan RON 88, Tim akan merekomendasikan nasib dari Petral, anak usaha Pertamina yang berperan mengimpor BBM. Tim sudah mendapatkan data dari lelang BBM yang digelar Petral selama lima tahun ini.
Untuk menyusun rekomendasi nasib Petral, Tim akan melihat opini publik di berbagai media massa. Selain itu, Tim Reformasi akan menganalisis sistem korporasi dan kultur manajemen Petral.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News