Reporter: Filemon Agung | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Kebijakan larangan ekspor bijih bauksit yang diterapkan pemerintah per Juni 2023 berimbas pada produksi bauksit tahun 2023.
Direktur Pembinaan Program Mineral dan Batubara Kementerian ESDM Ing Tri Winarno menyampaikan, produksi bijih bauksit dipengaruhi kemampuan serap dari smelter di dalam negeri.
"Bauksit pada tahun 2022 kita memproduksi 27,5 juta ton. Kemudian ada pelarangan (ekspor) tahun 2023, kita perkirakan input smelter yang terpasang itu 13,5 juta ton," kata Tri dalam Konferensi Pers Kinerja Minerba 2023 dan Rencana Kerja 2024, dikutip Kamis (18/1).
Tri menjelaskan, pada tahun 2024 ini pemerintah memproyeksikan adanya peningkatan produksi sebesar 1 juta ton untuk bauksit seiring penambahan proyek smelter milik PT Borneo Alumina Indonesia (BAI).
Baca Juga: Kementerian ESDM Ungkap Pembangunan Refinery Bauksit Berjalan Sangat Lambat
Dalam pemberitaan Kontan sebelumnya, selain berdampak pada produksi, pelarangan ekspor juga mendorong peningkatan angka pemutusan hubungan kerja (PHK) sektor bauksit.
PLH ketua Umum Asosiasi Pengusaha Bauksit dan Bijih Besi Indonesia (APB3I), Ronald Sulistyanto, mengklaim bahwa kebijakan larangan ekspor bauksit telah berbuntut pada PHK terhadap ribuan karyawan tambang bauksit di Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, dan Kepulauan Riau sejak awal tahun 2023.
Hal itu dilakukan seturut produksi yang menyusut menjelang implementasi larangan kebijakan ekspor bauksit pada Juni 2023.
“Mereka tentu menghentikan produksinya, karena tidak ada hubs lagi untuk kegiatan-kegiatan di luar supply bahan baku untuk smelter dalam negeri,” kata Ronald saat dihubungi Kontan.co.id, Kamis (28/12).
Berdasarkan catatan APB3I, produksi tahunan bauksit Indonesia bisa mencapai hingga 30 juta ton per tahun. Hanya saja, kapasitas input di dalam negeri untuk mengolah/memurnikan bauksit masih terbatas.
Untuk smelter jenis Smelter Grade Alumina (SGA), total kapasitas input secara nasional hanya mencapai 12 juta ton per tahun, sementara smelter Chemical Grade Alumina (CGA) dengan total kapasitas input 1-2 juta ton per tahun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News