Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bisnis air minum dalam kemasan (AMDK) mengering akibat sektor pariwisata yang dihantam pandemi virus corona. Ditambah lagi, pembatasan sosial berskala besar (PSBB) juga berdampak signifikan terhadap industri AMDK karena kegiatan di luar sangat dibatasi.
Buktinya, pada April permintaan produk AMDK, khususnya kemasan botol dan cup merosot jauh. Rinciannya permintaan produk cup turun 90% dan botol 40%.
Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Air Minum dalam Kemasan Indonesia (Aspadin) Rachmat Hidayat mengungkapkan, Aspadin memproyeksikan target pertumbuhan industri AMDK di tahun ini hanya 4%-5%. Hal ini disebabkan 95% anggota Aspadin adalah pengusaha kecil dan menggantungkan usaha pada kemasan kecil termasuk cup.
Baca Juga: Kemenperin tegaskan produk AMDK yang beredar di pasaran sudah memenuhi SNI wajib
"Namun, saat ini sudah mulai ada perubahan permintaan lebih baik, memang kuantitasnya berangsur mengikuti perkembangan aktivitas konsumsi di luar rumah. Namun belum signifikan," kata dia kepada Kontan.co.id, Selasa (14/7).
Jadi bisa dibilang, meski sudah ada perubahan permintaan lebih baik pada produk kemasan botol dan cup, tetap saja permintaannya belum mampu menggantikan penurunan yang terjadi pada bulan sebelumnya.
Alhasil, Rachmat belum bisa memerinci berapa persen peningkatan permintaan dibandingkan bulan lalu.
Asal tahu saja, target pertumbuhan AMDK yang dipatok Aspadin kali ini mengoreksi target pertumbuhan yang sebelumnya disebutkan yakni 8%-9% di sepanjang tahun ini. Adapun saat ini hanya menjadi 4%-5% di sepanjang 2020.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News