kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45929,29   1,65   0.18%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ada pandemi, Gapki gelar IPOC ke-16 secara virtual


Jumat, 20 November 2020 / 20:02 WIB
Ada pandemi, Gapki gelar IPOC ke-16 secara virtual
ILUSTRASI. Gapki menyelenggarakan Indonesian Palm Oil Conference (IPOC) untuk pertama kalinya secara virtual pada 2-3 Desember 2020.


Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Adanya Covid-19 telah mengubah gaya hidup dan gaya kerja seluruh orang. Untuk menyesuaikan dengan situasi kehidupan normal baru, Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) pun menyelenggarakan Indonesian Palm Oil Conference (IPOC) untuk pertama kalinya secara virtual pada 2-3 Desember 2020.

IPOC adalah konferensi industri minyak sawit terbesar dunia, yang memberikan informasi perkembangan industri sawit Indonesia dan global terkini serta menganalisis tren harga minyak sawit ke depan.

Meskipun penyelenggaraan 16th Indonesian Palm Oil Conference and 2021 Price Outlook kali ini dilakukan secara virtual, Ketua Umum Gapki Joko Supriyono mengatakan konferensi ini tetap perlu dihadiri.

"IPOC kali ini berbeda, tetapi meskipun berbeda, ipco kali ini tetap penting, ada alasan-alasan yang penting yang mau tidak mau kita harus hadir bergabung dan ikuti IPOC tahun ini," ujar Joko secara virtual, Jumat (20/11).

Baca Juga: Gapki prediksi pasar ekspor minyak sawit belum pulih 100% di 2021

Joko pun menerangkan beberapa faktor yang membuat IPOC ini perlu dihadiri. Pertama, ini melihat kondisi pasar yang berbeda akibat pandemi Covid-19. Adanya pandemi ini menyebabkan adanya pelemahan permintaan secara global.

Faktor berikutnya, ada beberapa negara yang sudah mengalami perbaikan perekonomian. Sementara, ada beberapa negara yang dikabarkan mengalami pandemi gelombang ketiha, sehingga para analisis perlu dengan cermat menganalisa hal ini

"Artinya tidak mudah membuat forecasting di saat transisi yang demikian banyak faktor yang berkumpul. Jadi menurut saya forecast untuk tahun depan itu penting sekali dan perlu untuk diikuti," ujar Joko.

Baca Juga: Gapki harap pendapatan devisa dari sawit bisa mencapai US$ 21 miliar pada tahun 2020

Tak hanya itu, Joko juga menyebut Indonesia pun menjadi salah satu faktor. Pasalnya, meski perekonomian Indonesia sudah mengalami kontraksi selama 2 kuartal berturut-turut, namun operasional industri sawit masih berjalan normal dan mencatat kinerja yang cukup baik. Apalagi, menurutnya pasar minyak sawit Indonesia terus mengalami perkembangan.




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Strategi Penagihan Kredit / Piutang Macet secara Dini & Terintegrasi serta Aman dari Jerat Hukum

[X]
×