kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Gapki harap pendapatan devisa dari sawit bisa mencapai US$ 21 miliar pada tahun 2020


Jumat, 20 November 2020 / 16:56 WIB
Gapki harap pendapatan devisa dari sawit bisa mencapai US$ 21 miliar pada tahun 2020
ILUSTRASI. Gapki harap pendapatan devisa dari sawit bisa mencapai US$ 21 miliarpada tahun 2020,


Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) memperkirakan pendapatan devisa dari minyak sawit tahun ini tidak akan jauh berbeda dibandingkan tahun sebelumnya. Bahkan, diharapkan pendapatan devisa dari minyak sawit tahun ini bisa melampaui pendapatan devisa tahun lalu.

"Untuk 2020 ini kita bisa memperkirakan  pendapatan devisa melalui sawit kurang lebih sama, mungkin sedikit lebih tinggi dibandingkan 2019, tapi tidak jauh. Kalau 2019 US$ 20 miliar. Kalau 2020 ini mudah-mudahan sampai US$ 21 miliar. Tetapi intinya sama," kata Wakil Ketua Umum III Gapki bidang Urusan Perdagangan dan Keberlanjutan Togar Sitanggang Togar Sitanggang secara virtual, Jumat (20/11).

Menurut Togar, nilai devisa yang tinggi tersebut disebabkan harga CPO yang tengah membaik. Bahkan menurutnya, hari ini harga freight on board (FOB) CPO sudah mencapai US$ 860 per ton.

Meski dari sisi nilai ekspor terjadi peningkatan, Togar tak menampik bahwa volume ekspor minyak sawit justru mengalami penurunan di tahun ini. Dia memperkirakan, ekspor minyak sawit akan turun sekitar 15% dibandingkan tahun lalu.

Baca Juga: Peningkatan produksi CPO di tahun depan diramal tak akan signifikan, kenapa?

Berdasarkan keterangan tertulis Gapki, kinerja ekspor minyak sawit dan turunannya sepanjang 2019 adalah sekitar 36,17 juta ton. Artinya, bila terjadi penurunan ekspor sebesar 15% maka ekspor minyak sawit di 2020 berkisar 30,7 juta ton.

Hal senada pun disampaikan oleh Ketua Umum Gapki Joko Supriyono. Menurutnya, kinerja ekspor minyak sawit di tahun 2020 akan lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya.

"Pasti ekspor 2020 masih lebih rendah dari 2019, karena hampir 8 bulan terkena efek pandemi," kata Joko.

Pada September 2020, Gapki mencatat kinerja ekspor minyak sawit sebesar 2,76 juta ton atau naik sekitar 3% dari Agustus yang sebesar 2,68 juta ton. Joko mengatakan, kenaikan ekspor ini disebabkan sudah mulainya pemulihan ekonomi di beberapa negara.

Adapun sejak Januari hingga September 2020, ekspor produk minyak sawit Indonesia sudah mencapai 24,08 juta ton.

Selanjutnya: Harga CPO dan batubara diproyeksi menguat pekan ini, ini saham rekomendasi analis

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×