Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) memprediksi lalu lintas harian rata-rata kendaraan di jalan tol bisa turun 70% sampai 80% dibandingkan dengan periode normal seiring dengan adanya pembatasan sosial berskala besar dan larangan mudik Lebaran 2020 yang dimulai pada 24 April hingga 31 Mei 2020.
Kepala BPJT Danang Parikesit mengatakan, penurunan lalu lintas harian rata-rata (LHR) kendaraan jalan tol selama pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di wilayah DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Banten berkisar 42% hingga 60%.
Baca Juga: Update Corona Indonesia, Minggu (3/5): 11.192 kasus, 1.876 sembuh, 845 meninggal
"Adanya perintah presiden soal pelarangan perjalanan antar wilayah PSBB dan adanya pelarangan mudik lebaran menekan lagi trafik hingga tinggal 20%-30%," ujar Danang kepada kontan.co.id, Sabtu (02/5).
Lebih lanjut, katanya, untuk LHR jalan tol di Sumatra, hingga saat ini BPJT masih terus melakukan pemantauan karena ada kenaikan lalu lintas kendaraan yang kemungkinan karena arus barang meningkat.
Danang menambahkan, jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya atau 2019 ketika musim mudik Lebaran, terjadi penurunan sekitar 60%-70%.
"Itu down 60% hingga 70% dan ini konsisten dengan data trafik kendaraan barang yang mencapai 20%—30%, yang tersisa adalah lalu lintas kendaraan penumpang lokal atau jarak pendek, yang menggunakan jalan tol," jelasnya.
Baca Juga: Ada wabah corona, perkara PKPU berpotensi meningkat
Sebelumnya, berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 21 Tahun 2020 tentang PSBB dalam rangka percepatan penanganan Covid-19, terdapat 14 ruas tol tersebar di Provinsi DKI Jakarta, Banten, dan Jawa Barat yang menerapkan PSBB dengan prinsip utama untuk membatasi pergerakan dan membatasi interaksi orang.
Pembatasan sosial berskala besar di DKI Jakarta, Banten, dan Jawa Barat serta yang berujung pada larangan mudik bagi warga di Ibu Kota Jakarta berdampak terhadap kinerja badan usaha jalan tol.
Sedikitnya, ada 14 ruas tol yang mengalami penurunan lalu lintas harian rata-rata (LHR) akibat diterapkannya kebijakan tersebut. Besaran penurunannya berkisar antara 42% dan 60%.
Berdasarkan data yang diperoleh dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), dari 14 ruas tol yang terdampak kebijakan untuk memutus rantai penyebaran virus corona (Covid-19), 7 ruas di antaranya berada di DKI, 5 di Jawa Barat, dan 2 di Banten.
Baca Juga: Walau diterpa perlambatan ekonomi, likuiditas perbankan masih stabil
Untuk ruas Tol di daerah Jakarta, seperti Ruas tol Cawang–Tomang–Pluit, Cawang–Tanjung Priok–Ancol Timur–Jembatan Tiga/Pluit, JORR Non S (Seksi E1, E2, E3), JORR S, JORR W2 Utara, JORR W2 S, Dr. Ir. Soedijatmo.
Rata-rata penurunan lalu lintas ruas tol di wilayah DKI Jakarta sebesar 42% dengan tingkat penurunan terbesar berada di ruas tol Prof. Sedijatmo (Bandara Soekarno Hatta) sebesar 57%.
Untuk daerah Jawa Barat yang mengalami penurunan lalu lintas seperti Ruas tol Jakarta–Bogor–Ciawi, Jakarta–Cikampek, Jakarta–Cikampek II Elevated, Cikampek–Padalarang, Padalarang–Cileunyi. Di wilayah Jawa Barat tingkat penurunan terbesar berada di ruas tol Jakarta–Cikampek sebesar 60%.
Sementara untuk daerah Banten seperti, Ruas tol Jakarta–Tangerang, Tangerang–Merak. Di ruas tol Tangerang–Merak rata-rata penurunan lalu lintas sebesar 37%. Angka penurunan terbesar berada di ruas Kunciran–Serpong sebesar 60%. Untuk ruas-ruas tol antar wilayah, penurunan LHR lebih tinggi karena pembatasan pergerakan terutama mudik Lebaran.
Baca Juga: Harga BBM belum turun, Pertamina terus pantau harga minyak global dan kondisi pasar
Misalnya, untuk ruas Cikarang Utama ke Kalikangkung (Semarang) penurunan berkisar 60% hingga 70%, sedangkan pada ruas Bakauheuni–Bandar Lampung penurunan hingga akhir April berkisar antara 70% dan 80%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News