kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.322.000   -29.000   -1,23%
  • USD/IDR 16.773   26,00   0,16%
  • IDX 8.428   10,66   0,13%
  • KOMPAS100 1.168   1,85   0,16%
  • LQ45 850   0,18   0,02%
  • ISSI 294   0,41   0,14%
  • IDX30 445   -0,04   -0,01%
  • IDXHIDIV20 515   1,04   0,20%
  • IDX80 131   0,00   0,00%
  • IDXV30 137   0,16   0,12%
  • IDXQ30 142   0,25   0,18%

Adaro cari mitra lagi untuk pasok biodiesel


Jumat, 11 September 2015 / 16:06 WIB
Adaro cari mitra lagi untuk pasok biodiesel


Reporter: Pratama Guitarra | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. PT Adaro Energy membutuhkan 600.000 Kilo Liter (KL) - 700.000 KL biosolar per tahun untuk kegiatan operasional tambang batubaranya. Saat ini Adaro telah meneken kesepakatan aliansi strategis untuk layanan pasokan dan optimalisasi infrastruktur Bahan Bakar Minyak dengan PT Pertamina (Persero).

Saat ini kerjasama pasokan biodisel yang diterima Adaro dari Pertamina hanya 550.000 KL per tahun. Artinya, untuk mencapai kebutuhan per tahunnya Adaro mencari mitra untuk menambal kebutuhan pasokan sekitar 150.000 KL lagi.

Presiden Direktur Adaro Energy, Garibaldi Thohir, mengatakan, nantinya selain dengan Pertamina, sebagai bentuk pemenhan efisensi BBM untuk kebutuhan fasilitas tambang batubaranya, tahun ini juga akan melakukan kerjasama dengan perusahaan migas lainnya.

"Yang utama dengan Pertamina saat ini, yang lain nanti kecil-kecil tentunya ada perusahaan nasional yang lain kita bagi-bagi. Jadi kebutuhan 600.000 KL-700.00 KL itu tergantung dari produksi, kalau meningkat pasti bertambah (kebutuhannya)," terangnya di Kantor Pertamina Pusat, Jumat (11/9).

Terkait dengan produksi batubara, tahun ini, produksi batubara Adaro Energy mencapai 54 juta ton - 56 juta ton. Karena harga batubara masih anjlok. Tahun depan pihaknya akan memangkas produksi hingga 3% menjadi 52 juta ton per tahun.

Namun turunnya harga batubara tidak mempengaruhi harga batubara milik Adaro Energy. Lantaran kontraknya sudah dilakukan dengan jangka panjang. "Bukan belum berpengaruh (harganya), kita kan tahun ini sudah full kontrak, jadi costumer-costumer kita itu long therm semua," jelasnya.

Thohir menambahkan, mengenai kesepakatan kerjasama antara Pertamina meliputi dua hal, pertama kerjasama Fuel Supply Agreement (FSA) dengan anak usaha Adaro Energy yaitu PT Adaro Indonesia, yaitu kerjasama pemenuhan kebutuhan BBM Biosolar untuk kegiatan  Adaro Energy dan afiliasinya dengan volume 400.000 - 550.000 KL per tahun hingga 2022.

Kedua, kerjasama Fuel Facilities Agreement (FFA) dengan PT Indonesia Bulk Terminal (IBT), anak perusahaan yang juga dimiliki sepenuhnya oleh Adaro Energy, yaitu kerjasama sewa dan pemanfaatan Terminal BBM milik IBT di Mekar Putih, Pulau Laut, Kota Baru, Kalimantan Selatan, yang terdiri dari storage tank dengan kapasitas total sebesar 60.000 MT dan 2 fasilitas jetty dengan total kapasitas sebesar 1.4 Juta KL per tahun.

"Kerjasama ini bukan saja masalah penghematan dari sisi fuel tetapi juga dengan pertamina guarantee of supply lebih terjamin. Kalau dulu kan perusahaan asing istilahnynya kalau fuel telat kan repot. Kalau sama pertamina kita melihatnya mereka sumber dari mana-mana," pungkasnya.

Selain itu, dari sisi harga menurut Thohir samgat kompetitif walaupun hanya berbeda sen saja. "Tetapi itu sangat berarti bagi Adaro sekarang," tandasnya. Seperti diketahui, perjanjian kerjasama ini sudah dilakukan pada Bulan Mei 2015 yang menelan biaya sekitar Rp 7 triliun.

Disamping itu, Direktur Pemasaran, Ahmad Bambang menjelaskan, kesepakatan antara Pertamina dan Adaro akan berlangsung selama tujuh tahun sejak 1 November 2015 hingga 1 Oktober 2022. Sinergi ini, kata Bambang dilakukan untuk mengoptimalkan kinerja kedua perusahaan tersebut.

"Jadi kerjasama ini merupakan kegiatan yang terintegrasi. Jadi gak hanya supply, tapi juga bisa menghemat kegiatan operasi," tuturnya.

Dia bilang, kesepakatan ini merupakan kelanjutan dari MoU yang diadakan di kantor Kementerian ESDM (Energi dan Sumber Daya Mineral) beberapa waktu lalu. Dengan adanya kesepakatan ini Adaro menjadi konsumen terbesar Pertamina sesudah PLN.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×